MATALINENEWS.COM| Kupang- Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Kupang menyelenggarakan Dialog Terbuka yang mengangkat tema "Evaluasi Kredibilitas Pimpinan DPD IMM NTT, Penyelamatan atau Pembodohan? Pada hari Senin, 29/11/2021.
Dialog terbuka yang dilaksanakan pada Senin 29 November 2021 di Gedung Dakwah Muhammadiyah ini melibatkan 3 narasumber, yaitu Arifin Toda (Sekretaris DPD IMM NTT), Hamid Nasrudin Anas (PLT PC IMM Kupang), Muhammad Mahmud dan Tita Nandita sebagai (Moderator).
Kepada media matalinenews.con Hamid Nasrudin Anas menyampaikan bahwa Itikat personal sekaligus keputusan bebal yang dilalukan oleh Ketua Umum DPD IMM NTT adalah bentuk dari kredibilitas serta kualitas yang lemah dalam menjalankan roda kepemimpinan DPP IMM NTT. Bahwa gugatan yang dilakukan kader pada pada level tingkatan dibawah ini adalah bentuk kritikan yang perlu dilihat secara substansi.
"Kalau kita betul-betul terus terang menghikmati nawacita dan ruh dari pada IMM itu tentu pendekatan pendekatan organisasi dengan landasan konstitusinya maka tabiat- tabiat buruk dalam perilaku berorganisasi kita akan pelan pelan terkikis; tegas Hamid.
Ia melanjutkan bahwa subsatansi atau nyawanya kritik itu adalah perbaikan, kalau kritik dibalas kritik maka subsantsinya hilang. Poinnya jika yang dikritik itu kepemimpinannya maka jangan tersinggung dengan sentimen personal sebab itu hanya akan memudarkan cara kita melihat problem; tutup Hamid.
Sain itu Arifin S. Toda yang merupakan bagian dalam struktural DPD pada periode ini menegaskan bahwa untuk menyelamatkan organisasi, kita sebagai kader Muhammadiyah siap tidak siap kita semua harus menyelamatkan organisasi, dan jika berbicara kebodohan secara tidak sadar kita semua bodoh dan di bodohi oleh pimpinan tertinggicccc yaitu Ketua Umum DPD IMM NTT.
"Terus terang saja problem yang terjadi pada Pimpinan Cabang hari ini yang pada akhirnya dimandatariskan oleh Hamid Nasrudin Anas adalah bentuk dari langkah organisasi yang tidak berasaskan musyawarah mufakat pada internal DPD IMM NTT; tegas Arifin.
"Oleh karena itu catatan buat kader adalah mari kita perbaiki ketimpangan yang melahirkan problem internal ini pada ajang Musyarah Daerah DPD IMM NTT mendat yang dengan memilih pimpinan yang loyal dan paham peta masalah internal hari hari ini; tutup Arif ( Sekretarais DPD IMM NTT).
Dalam kesempatan yang sama Muhammad Mahmud (Ketua Komisariat AR. Fakhrudin) menjelaskan bahwa dengan adanya pelanggaran fatal yang mecederai AD/ART IMM ini, kita harus meminta Ketua DPD IMM NTT (Abdul Majid Laba) agar mundurkan dari sebagai Ketua Umum sekalgus pemegang tampuh pimpinan tertinggi pada IMM NTT.
Sebab nalar kritis yang dibangun oleh PK IMM FAI Universitas Muhammadiyah Kupang akan menjadi besar dampaknya pada pimpinan komisariat Se- Kota Kupang, oleh nya itu saya berharap agar semua pimpinan komisariat IMM Se- Kota Kupang harus merespon problem ini dengan sikap kritik yang konstruktif. Sebut saja misalkan langkah somasi atau mosi tidak percaya terhadap DPD IMM NTT yang dipimpin Ketua Umum yang cacat persyaratan; Tegas Mahmud.
Ia juga meyakini bahwa kefatalan yang dilakukan oleh Ketua Umum DPD IMM NTT tentu telah menjadi konsumsi khalayak umum, untuk itu tentu semua unsur Pimpinan Cabang IMM Se- NTT menggunakan rasional dan berakal dalam menyikapi problem ini.
Diskusi yang dihadiri separuh kader IMM Se- Kota Kupang melahirkan konstruksi diskursus yang alot dan cukup memakan waktu, sebab hampir semua kader IMM Se- Kota Kupang turut resah dan pempertanyakan status Ketua Umum DPD IMM NTT periode 2019-2021, sekalgius statusnya sebagai Wakil Sekertaris DPP IMM periode 2021-2023.
"Kita sebagai kader IMM sudah seharusnya selalu mengedepankan sentimen organisasi, dan Kader yang berpikir baik secara sistematis adalah kader yang mengkiblatkan perilaku organisasinya pada AD/ART dan pedoman organisasi; lantang disampaikan oleh salah satu peserta forum Andi Julkarnain.
Tita Nandita (Moderator) menutup kegiatan Dialog ini dengan berpesan "Ketika menyelesaikan masalah internal kita seharusnya menyikirkan masalah-masalah kedekatan emosional dan tetap berpegang teguh pada pedoman organisasi agar kita tidak melenceng dari roda organisasi yang bisa-bisa mengakibatkan kehancuran dari pada organisasi.(*ta)