Penulis: Taslim Rupa |
KUPANG,- Melihat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Nusa Tenggara Timur (IMM NTT) dengan memiliki banyak kader yang tersebar di bebrapa kabupaten/ kota provinsi NTT dengan beragam perbedaan perlu disatukan melalui IMM sebagai wadah dalam satu arah perjuangan.
Kader IMM yang berasal dari keanekaragam baik suku, ras, budaya bahkan dilirik oleh mahasiswa non muslim yang menjadi kader IMM sebagai wadah untuk ber-fastabiqul khairat di daerah yang mayoritas non muslim seperti NTT sehingga menjadi pembeda IMM di setiap daerah seperti Kota Kupang, Kabupaten Sikka, Manggarai, Lembata, Alor, Flores Timur, Ende dan Kabupaten Kupang.
Dengan keberagaman daerah ini menjadi karakteristik tersendiri dalam tubuh IMM, dengan keanekaragaman tersebut sebagai alat untuk saling memahami antara satu dengan yang lain dan dengan keanekaragaman tersebut memicu dialektika dalam menyikapi berbagai persoalan.
Hal ini di pengaruhi oleh kearifan lokal yang beragam sebagai kekayaan intelektual yang perlu disikapi melalui ruang-ruang dialog dan diskusi.
Melihat realitas ini sehingga agenda Musyda Dewan Pimpinan Daerah(DPD) IMM NTT mengusung Tema " Jihad Kepemimpinan IMM Nusa Tenggara Timur Dalam Bingkai Kebihnekaan".
Yang diharapkan dalam musyawarah ini adalah proses sterilisasi dan kristalisasi gerakan yang terukur. Hal ini diperlukan untuk menghindari monopoli ide yang merusak harmonisasi di dalam tubuh IMM sehingga mendorong gerakan yang memiliki dampak luas sebaliknya pelembagaan tidak berjalan akan menjadi gerakan yang terbatas dan tidak berdampak dalam transformasi sosial di dalam masyarakat yang majemuk.
Penulis: Taslim Rupa, S.Sos (Sekretaris Umum DPD IMM NTT)