Notification

×

Ketua Pemuda Muhammadiyah NTT Minta Ali Angabalin Minta Maaf

Sabtu, 15 Mei 2021 | Mei 15, 2021 WIB
pemuda_muhammadiyah_ntt

Matalinenews,Kupang- Pernyataan Ali Mochtar Angabalin kepada Busyro Muqoddas pasal " kata sungsang"  membuat Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Nusa Tenggara Timur (Suhardin Anas) angkat bicara pada (15/05/2021).

Ketua PWPM NTT Suhardin Anas meminta dengan hormat kepada Ali Mochtar Ngabalin untuk mengklarifikasi dan meminta maaf soal pernyataannya di twiter yang menyebut Busyro Muqoddas berotak Sungsang.

"Terkait pernyataan Ngabalin yang menyebut kata Sungsang itu menurut saya tidak etis sebagai public figure apalagi saat ini masih menjabat sebagai KSP. Justru Respon Ngabalin terhadap kritik Busyro terkait seleksi staf KPK malah blunder menjadi Ngabalin yang terindikasi sungsang. Mengapa? Karena kita tahu bahwa Presiden Jokowi sendiri sering menyatakan untuk selalu menerima kritikan,"sambung Suwardin.

Selain itu Suhardin menambahkan bahwa Kritik Ayahanda Busyro Muqoddas mestinya ditanggapi santai saja karena Ayahanda Busyro punya kapasitas dan kapabilitas soal KPK apalagi pernah berada di lingkaran KPK, maka lebih obyektif kritik Ayahanda Busyro ketimbang pembelaan Ngabalin yang tidak punya pengalaman dan atau jabatan dalam internal KPK.

"Saya meyakini Ngabalin menyatakan itu atas nama pribadi dan tidak mewakili jabatannya di lingkaran istana, namun public sudah menangkap dan merespon itu, bahwa pernyataan public figure di media social tidak bisa terlepas dari pribadi dan jabatan yang melekat. Oleh karena itu, Ngabalin mesti lebih memfilter lagi setiap ucapannya," ujar Suhardin.

"Terkait persoalan peralihan status melalui tes staf KPK itu sudah final dan sesuai Undang-Undang, namun oleh karena KPK dalam tupoksinya sangat berhubungan erat dengan extra ordinary crime, maka butuh proses dialektika yang alot termasuk harus siap dikritik soal proses seleksi untuk menjadi anggota KPK, jelas Suhardin.

"Saya juga meyakini ayahanda Busyro tidak marah soal respon pak Ngabalin karena beliau tidak sekedar tokoh Muhammadiyah namun sudah mejadi tokoh bangsa ini. Saya berharap diksi dan narasi yang dibangun oleh semua pejabat public tidak seperti Ngabalin karena sesungguhnya akan meruntuhkan martabat diri sendiri dan mencederai jabatannya,"tutup Ketua PWPM NTT. (ftr)