LEMBATA, MATALINENEWS.com Suasana kekeluargaan tampak terasa dalam bergumul asa, kerabat handai tolan mampir pada sela-sela ahad pagi, menyatu rasa untuk progres fisik budaya,dalam pemugaran dan lestari akar budaya yang kian bergeser dari waktu ke waktu.
Desa Leubatang Kecamatan Omesuri, sebuah aktifitas berlangsung oleh suku Lemetoda, merintis pengatapan (Ebang),sebutan rumah adat di komonitas Kedang, (Letuq Bubun Bowong Wolar), yang sesuai perencanaan hari ini, berlangsung sesuai jadwal kesepakatan hari ini minggu, (03/10/2021).
Awal mula pembersihan alang-alang dan menggantikan penyanggah/kuda-kuda, yang telah lapuk oleh waktu, dengan berbagai persiapan matang menyiapkan pengganti bahan baku, seperti belahan bambu yang ujungnya meruncing untuk memasukan ikatatan alang-alang agar menyatu,(naraq daraq uru). Kemudian tali untuk menyimpul, agar kokoh mengantisipasi musim barat dan angin kencang.
Sebuah ikhtiar yang terus di pupuk agar terus lestari segala peninggalan leluhur, yang kemudian tetap terwaris untuk anak cucu generasi berikutnya.
Kehidupan kini telah jauh bergerak oleh teknologi dan informasi, sehingga hal-hal bersentuh langsung pada tataran nilai nilai sosial, kadang tergerus pergi oleh ketidakpedulian oleh zaman dan generasi.
Rekatan emosional perlu di bangun dalam karya-karya budaya, baik secara fisik maupun mental. Hal ini di pandang perlu sebagai sebuah simpulan keanekaragaman yang urgen dalam, membangun bangsa dan peradaban. Karena nilai sosial kini semakin berimbas pada disparitas sosial, yang kemudian sangat rentan untuk kehilangan marwah budaya.
Tanpak Berdiri Rumah Suku (Ebang) |
Rumah suku (Ebang) adalah, singgasana dalam berbagai urusan, seperi adat istiadat pemerintah dan Agama. Yang pastinya adat istiadat adalah dominan dalam proses komonikasi dan mufakat oleh pemangku ( Rian Meker, A'e ame). Urusan lain seperti, (Todi Bitahen mate') kematian,(pil peping watar reha') pemilu, sampai pada urusan (bele binen, pae nare) bayar belis, semua di lakukan di (lipu mutung bara' mapa'), pada bangunan Ebang tersebut. Sehingga mufakat dan penyelesaian secara Demokrasi,tak terbantahkan bila urusan penyelesaian dilakukan pada tempat tersebut.
Wadah kekeluargaan terbaca jelas pada kegiatan-kegiatan ini. Karena seluruh lapisan berbondong-bondong dalam mengambil bagian ini. Secara ikatan emosional terbawa dalam berkumpul membangun fisik budaya, sebuah hal yang mesti di jaga dan di pertahankan, karena cipta rasa karsa adalah nilai luhur bangsa.
Kecanggihan dan perubahan terus berkembang, namun tidak menutup mata batin kita,untuk terus mendorong kelestarian budaya. Karena bukan kita siapa lagi, dan bukan hari ini kapan lagi.
Ebang opang tilo pating
Lawen apaq nawel hading
Laleng ria kelen nuan
Tema kelen wakaq puaq
Mawu papun lakaq pakaq
Lipu mutung baraq mapaq
Bako nolor olon bolor
Oteq nema lolon dolor.
Medio Tiriwala, 03-10-2021
Penulisa : Sudarjo And.Hamid (Pemerhati Fisik Budaya)