Notification

×

HINDARI POLITIK BAGI JATAH

Minggu, 14 November 2021 | November 14, 2021 WIB

sudarjo_abd_hamid
Penulis: Sudarjo Abd Hamid


MATALINENEWS.COM HINDARI POLITIK BAGI JATAH (Sebuah catatan pasca PILKADES)

Demokrasi dan nilai luhur pancasila sebagai dasar pijak Bangsa,telah dijalankan sesuai amaran UUD. Sehingga proses demi proses dijalankan dengan arif dan bijaksana, walaupun disana masih ditemukan hambatan - hambatan kecil, namun  di minimalisir tanpa berimbas jangka panjang. 

Kelegahan dan kepuasan hati memuncak oleh simpatisan, atas unggul figur dalam sistematik permainan, dan terus bereforia dengan berbagai cara menuju posko pemenangan, yang telah dirancang khusus dikala pluit wasit dibunyikan. 

Kemenangan hakiki telah disabet oleh tiem pemenang, dari seluruh elemen yang telah andil dengan cara-cara sendiri, berafiliasi secara metodologi dan gerakan-gerakan urgen, meyakinkan kepada pencoblos,dengan harapan visi misi perubahan yang telah di baca dan di maknai, secara sadar dan bertanggung jawab. 

Rancangan demi rancangan dalam postur pemerintah telah disusun apik, berbagai program telah diplaningkan untuk kesejahteraan rakyat. Sewajarnya itu dilakukan demi sebuah harapan,dan kemakmuran hidup berdesa. 

Kemenangan adalah mujizat musim yang telah digariskan  Tuhan. Sebagai bentuk takdir restu yang  manakala di nobatkan kepada yang telah bekerja keras, mumpuni,dan sanggup menjalankan amanah besar sebagai pemimpin. 

Dari tulisan ini, sengaja ditampilkan dalam coretan media, agar kita mampu legowo untuk menerima realita tanpa harus menyudutkan pihak lain. Sejatinya PEMILU adalah pertarungan ide serta gagasan, yang patut dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakat yang berimbas PILKADES serentak tersebut. 

Tulisan ini bukan berarti sebuah sentilan yang akan membuat kapling antara kita. Namun sebuah alarm, agar kita senantiasa mengedepankan colektif kolegial, dan saling mengisi untuk membangun infrastruktur serta meningkatkan SDM menuju kesejahteraan hakiki. 

Mari membangun dengan merangkul, mari maju bersama untuk sama-sama menikmati irisan roti pembangunan. Agar kita dapat menemukan jalan menuju kesejahteraan bangsa yang menyeluruh. 

Tim pemenangan adalah bentuk solidaritas,dalam melancarkan gerakan menuju puncak. Bukan berarti hak prerogatif dalam memilih dan memilah kabinet oleh pimpinan di tiadakan. Karena segala bentuk kewenangan dalam menyusun perangkat adalah, hak bagi pemimpin dalam mengolah dan melihat dalam uji kelayakan,bagi figur yang menjadi lirikan untuk ditetapkan dalam agenda pimpinan. 

Kadang politik bagi jatah menjadi sebuah trend, setelah terpilih. Karena beban moril dan lain sebagainya. Bayangkan jikalau ahli tenun di jadikan sebagai otomotif, maka pekerjaan dan perjalanan sebuah perusahaan akan menjadi kendala, karena menempatkan seseorang tidak sesuai skil yang dimiliki. Kadang kita dengan beban moril, mampu menempatkan seseorang bukan pada tempatnya. Apabila ini terjadi,maka roda pemerintahan akar berjalan ditempat, karena gembos dan kurang angin dalam safari pemerintahan. 

Sewajarnya dilakukan bedah CV (curiculum vite),serta pengalaman orang perorangan. Kemampuan secara kompetensi dan psikologi sosial perlu menjadi standar baku penetapan. Agar keseimbangan dan kelancaran dalam memimpin, bisa di pertanggungjawabkan baik secara vertikal kepada Tuhan, maupun masyarakat umum. 

Seluruh warga memiliki hak untuk memberi saran dan kritik. Bila mana ada kejanggalan dalam perjalanan. Kritik adalah sebuah landasan koreksi diri, agar kita mampu memperbaiki segala kekeliruan yang berlalu. 

Mari kita saling berpaut asa, dalam menyelam rasa, mari kita saling gandeng untuk melanggeng. 

Tepis segala rasa benci dan saling hujat. Hindari persekongkolan yang berakibat retakan persaudaraan. 

Mari mambangun dengan hati, dengan rasa yang satu. Perbedaan adalah rahmat, maka wujudkan adil serta makmur dalam setiap derap langkah kita. 

Jadikanlah diri kita (pemimpin) menjadi Rahmatanlilamamin

Sukses kepada para pemimpin sejati, di pundakmu, kami tambatkan harapan untuk kemajuan. 

 Penulis: Sudarjo Abd Hamid

Punyunting: Fathur