Notification

×

Gelar Pelatihan Penulisan Soal Hots, Kakankemenag Lembata Ingatkan Ini Kepada Guru PAI

Senin, 28 Februari 2022 | Februari 28, 2022 WIB

kepala_kemenag_lembata
MATALINENEWS. Lembata- Aula terbuka Kemenag Lembata menjadi sarang kumpulan intelektual, menjadi tempat komonikasi dan diskusi menyahuti panggilan Negara dalam mengevaluasi diri (Guru) dan siswa tiap jenjang, dan melihat sejauh mana tingkat ketuntasan dalam merekam dan meluapkan setiap ingatan siswa, selama periode pembelajaran tingkat dasar, pertama hingga menengah. 

Ujian akhir sekolah (UAS) merupakan bentuk penilaian akhir oleh guru dan sekolah, pada tiap lembaga formal maupun non formal. Sebagai  tujuan mengidentifikasi pendalaman materi KD/Indikator selama berada dalam proses interaktif guru dan siswa kurang lebih 3/6 tahun pada jenjang sekolah yang di maksud. 

Instrumen telah digelontorkan sebagai pedoman pelaksanaan, baik kisi kisi umum yang memuat level 1,2 dan 3, pemetaan sebaran soal, kisi kisi berindikator, serta contoh kartu soal. Sesuatu hal yang menjadi pijak dasar  yang kuat bagi GPAI untuk menuntaskan panggilan mulia dalam mencerdaskan anak Bangsa. Dalam menanamkan nilai nilai karakter, intelektual dan integritas peserta didik dalam tiap tingkat pendidikan. 

Kegiatan tahun ini mengusung tema " Bimbingan dan Pelatihan Penulisan Soal UAS Hots Assesment Nasional Bagi GPAI Tingkat Dasar dan Menengah Sekabupaten Lembata Tahun Pelajaran 2021/2022". 

Pertemuan tersebut dihadiri seluruh GPAI tiap tingkatan yang mencapai 85% tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan penyusunan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari di Ibukota Kabupaten Lembata ini merupakan kerja sama para guru PAI dalam wadah KKG, MGMP AGPAI Lembata yang berlangsung pada tanggal 24-26 februari 2022.

BACA JUGA: Singgung Soal Hak dan Kewajiban, Kasi Pendis Kemenag Lembata Tegas Ini Bikin Kaget

Acara begitu singkat dilaksanakan tepat pukul, 08.00 waktu setempat dipandu oleh MC Siti Aminah Lukman, S. PdI, dan gema kalam Ilahi oleh Ibrahim Jamin, S. PdI. Yang kemudian di teruskan dengan sambutan Kepala Kementrian Agama Kabupaten Lembata, H. Ishak Sulaiman, S. Ag, sekaligus membuka kegiatan dengan resmi. 

Dalam sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kab. Lembata, H. Ishak Sulaiman,S.Ag menyampaikan proficiat kepada Kasie Pendis serta pengawas atas prakarsa menginisiasi untuk menyusun soal hots. 

“Hots secara etimologi adalah  kemampuan/kematangan yang tinggi. Perintah penyusunan soal harus benar benar dengan  kerangka awal didesain yang sistematis, memahami indikator perkembangan siswa yang kompoten dibangun dengan paradigma yang secara nyata dan teruji. Bentangan lapangan guru begitu luas sehingga guru  harus paham tusi yang melekat pada dirinya yaitu membimbing mengajar melatih dan menilai ( evaluasi).” tambahnya. 

Selain itu dirinya menjelaskan bahwa dalam rakitan soal hingga menjadi soal terbaca jelas kompetensi dasar guru. Kenapa? Soal adalah cerminan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Selain ada kompetensi pedagogi harus sistematis bermetodologis, namun kompetensi kepribadian juga harus diperhatikan. Seorang guru tentunya arif berbicara dan teriring doa, tidak egosentris apalagi menyampingkan ikatan budaya budaya lokal yang telah membentuk peradaban. Kepribadian harus di tata dengan arif dan bijaksana  agar senantiasa menghasilkan karakter kedisiplinan yang kuat dan bertanggungjawab. Rasa diri sebagai guru, tapi tidak tahu diri sebagai guru karena rendah atas rasa tanggungjawabnya. 

“Hal utama dalam proses pembelajaran  adalah jadikan siswa menjadi baik. Siswa yang telah berbuat kesalahan atau melanggar sesuatu aturan sekolah misalnya, anak tersebut tidak boleh dikeluarkan, kenapa? Bila hal tersebut terjadi maka guru dianggap gagal  dalam sebuah proses tegasnya. Guru itu ibarat sopir, sopir itu hebat adalah sopir yang mampu menyebrang selamat hingga tujuan bersama penumpang, dengan keadaan kondisi jalan yang buruk sekalipun.”ungkap Sulaiman

Merdeka belajar tambahnya, adalah mengeksplor segala daya yang dimiliki guru dan siswa. Pembelajaran orang dewasa mampu membedakan yang baik dan yang buruk dalam bahasa agama. Orang yang mengerti instrumen literasi dan sumber data dalam menguatkan kepribadian yang unggul dan universal. 

"Janganlah belajar menjadi anak anak yang dipandu, tetapi yang mampu memandu diri sendiri". Ini adalah bagian memastikan hasil yang baik adanya di kelak kemudian hari.” tutup H. Ishak Sulaiman,S.Ag .  (Sudarjo Abd Hamid).