Notification

×

Pengurus PPI NTT Resmi di Kukuhkan oleh Ketua Umum PPI

Selasa, 22 November 2022 | November 22, 2022 WIB

ppi_ntt
Proses Pengukuhan Pengurus PPI NTT (Dok. Istimewah)
KUPANG - Ketua Umum Perhimpunan Periset Indonesia (Ir. Syarir Ika,M.M) mengukuhankan pengurus Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Periode 2022- 2025 di Neo Eltari Kupang by ASTON Jl. Piet A Tallo Rt/Rw. 035/012 Oesapa-Kelapa Lima pada Senin (21/11/2022) kemarin


Kagiatan pengukuhan ini dihadiri langsung oleh ketua penasehat yang juga merupakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (Viktor Bungtilu Laiskodat)

Pengukuhan PPI NTT terdiri dari para Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi NTT (Bappelitbangda Provinsi NTT) serta Dosen dari beberapa Perguruan Tinggi di NTT yaitu UNDANA, UNKRIS Artha Wacana Kupang, UNIKA Widya Mandiria Kupang, Universitas Muhammadiyah Kupang, Universitas Timor.

Ketua Umum PPI (Ir. Syarir Ika,M.M) menyampaikan bahwa, Secara nasional, melalui  Perpres no.33 tahun 2021 yang dasarnya adalah UU SISNAS IPTEK tahun 2019, menggabungkan seluruh peneliti dan perekayasa di Indonesia dalam satu wadah yg disebut Badan Riset dan Invasi Nasional (BRIN). Maka,badan baru itu sudah terbentuk sejak tahun 2021. Lembaga-lembaga yang trintegrasi dalam BRIN antara lain Peneliti dan Perekayasa dari seluruh kementerian juga Peneliti dari lembaga pemerintah non kementerian seperti LIPI, Batan, BPPT dan LAPAN. Untuk Provinsi  NTT, para peneliti dan perekayasa yang bergabungdalam BRIN berasal dari Kementerian Pertanian (BPTP), Kementerian Kehutanan (Litbang Kehutanan), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), yang total penelitinya berjumlah lebih dari 20 orang.

Selain peneliti BRIN, di NTT juga terdapat sejumlah 10 orang Peneliti BAPPELITBANGDA Prov.NTT dan lebih dari 1500 dosen dari berbagai perguruan tinggi yang ada di NTT. UNDANA memiliki 9902 dosen, UNKRIS memiliki 158 dosen,UNIKA memiliki 255 dosen, Univ.Muhammadiyah memiliki 125 dosen,Politani memiliki 220 dosen dan UNIMOR memiliki 127.

“Semua insan Periset tersebut di atas merupakan asset penting dari Provinsi NTT yang bisa dikoordinir dengan baik guna memberikan kontribusi inovasi dan teknologi dalam mendukung Pembangunan Daerah Provinsi tercinta ini,” ujarnya
 

Ia menjelaskan, dengan jumlah Peneliti dan Dosen yang relatif cukup banyak serta bidang kepakaran yang beragam, harusnya Pembangunan di NTT sangat terbantu dengan hasil penelitian yang akurat dan komprehensif.  Untuk menjembatani hal itu, Perhimpunan Periset Indonesia Wilayah Provinsi NTT yang terbentuk dari Para Penelii BRIN, BAPPELITBANGDA Prov.NTT serta Dosen dari beberapa Perguruan Tingi di NTT, bertekad untuk meningkatkan kompetensi para Peneliti dan Dosen dalam bidang Penelitian dan Pengembangan serta secara terintegrasi melakukan penelitian guna menemukan inovasi baru untuk mempercepat pembangunan pertanian, peternakan, perikanan, pendidikan dan kualitas hidup masyarakat di NTT.

Gubernur NTT (Viktor Bungtilu Laiskodat) menyampaikan bahwa, para periset harus menjadikan penelitian sebagai suatu kegiatan yg disukai dan harus menghasilkan sesuatu yang besar, yang bisa menyelesaikan permasalahan yang ada.

“Beberapa komodita lokal yang belum banyak diteliti, seperti kelor, lontar dan gewang sudah harus menjadi objek penelitian oleh perguruan tinggi yang ada. Juga potensi lain yg belum diteliti seperti  garam, rumput laut, lobster dan ikan, jelasnya

Beliau juga memberi tantangan para periset untuk meneliti energi baru terbarukan seperti biofuel, matahari, angin dan angin.

“Para Periset PPI Prov. NTT bisa menjadi orang pintar yg bisa menghasilkan teknomogi baru dan inovasi di NTT,” tutup Gubernur NTT


Ketua PPI NTT (Ir. Evert Y. Hosang, M.Si PhD) menyampaikan bahwa,  para peneliti baik di perguruan tinggi, BRIN dan juga BAPPELITBANGDA Prov.NTT saat ini cukup besar, namun masi terkotak- kotak, artinya masi melakukan penelitian masing masing. Sehingga terjadi pendobelan penelitian dengan skala yang kecil- kecil.
 

Ia menjelaskan, jika kita suda menggabungkan diri, secara bersama- sama, secara kolaboratif dengan ilmu yang beragam kita bisa menemukan solusi yang komprehensif untuk menjawab permasalahan

“Masalah yang ada di NTT sebetulnya bisa ditangani dengan baik, cumin selama ini belum dirumuskan dengan baik dengan memanfaatkan potensi yang ada,”pungkasnya (Red/Fat)