Notification

×

Ende Menjadi Pusat Pemilu Perserikatan

Jumat, 17 Maret 2023 | Maret 17, 2023 WIB

muhammadiyah_ntt
Foto: Istimewah

MATALINENEWS.COM
- Genderang telah di tabu bertalu talu, membahana hingga pelosok Nusa Tenggara Timur. Logistik dan trik serta amunisi tak kalah penting dilakukan oleh 40an lebih calon formatur demi masuk dalam  lingkaran 13 nantinya. 


Ajang meraup suara kali ini, dalam pemilu Perserikatan menjadi spirit Muhammadiyah NTT 5 tahun kedepan, baik pemilihan tiem 13 hingga program kerja menjadi titik fokus kali ini, membahas dan merekomendasikan kepentingan kepentingan amal usaha dari wilayah hingga cabang. Yang menjadi konsekuensi adalah bagaimana sebisa mungkin menghasilkan top leader dan juga perhatian penuh terhadap laju berkembangnya amal usaha dan penambahan AUM lainnya. 


Tokoh andalan muhamadiyah dan juga kader Perserikatan telah siap siaga setahun yang lalu menyongsong hal ini, karena menjadi penting dilakukan, demi terwujud baik warisan sang Kiai Ahmad Dahlan tersebut. 


Ende menjadi pilihan tepat pusat pemilu Perserikatan, karena berada di tengah dari arah manapun, boleh di tempuh menuju kabupaten yang di juluki danau tiga warna tersebut. Di sinilah akan menjadi tempat sejarah pertarungan, perenungan ide serta gagasan, seperti yang dilakukan oleh Proklamator RI dalam mencetuskan nilai luhur Pancasila. Hal tersebut hendaklah menjadi matan dari pertemuan akbar tersebut, guna menghasilkan  produk yang berdaya guna dan mendatangkan kemaslahatan untuk Perserikatan, ummat serta Bangsa. 


Dari berbagai latar belakang peserta yang hadir menyukseskan kegiatan tersebut, berangkat dari daerah yang berbeda, konsep serta kerangka berpikir yang hampir tidak sama, sehingga Ende menjadi icon penyatuhan visi serta misi dalam pembaruan perjalanan Muhammadiyah kedepannya. Fungsi titip menitip calon pun di lakukan, fasilitas transportasi menjadi lumrah dilakukan, kadang kampanye hitam terselubung pun layak di lakukan demi sebuah harapan yang tertanam dalam sanubari. 


Pemilu Perserikatan nantinya adalah penentu garis asa, setidaknya harapan para ummat kader serta Bangsa dapat terijabah oleh keputusan. Sistem pemilihan ini jelas beda dengan pemilu legislatif maupun pemilu Kepala Daerah, karena sistem  yang di gunakan adalah memilih calon formatur yang telah di plenokan oleh Panlih yang bakan di pilih oleh peserta penuh, sehingga yang seorang calon yang meraup suara signifikan tidak menjamin menjadi ketua, karena proses lanjutan adalah pemilihan ketua melalui rapat formatur oleh tiem 13 nantinya. 


Peserta pengembira hanya memiliki hak berbicara, sedang peserta penuh yang mengantongi surat mandat tiap PDM memiliki hak berbicara dan hak suara, tetapi peserta pengembira ini pun menjadi penentu pula dalam proses pemilihan, melalui tuangan ide gagasan nantinya. 


Hari ini tentunya dari daerah yang jauh sudah mendahului, menuju ke tempat pembuangan Bung Karno tersebut, ada yang menggunakan kendaraan darat, udara hingga laut untuk menempuh pusat kegiatan itu. Kerinduan kader akan kemajuan Perserikatan adalah mimpi besar, sehingga mereka berduyun duyun kesana tidak perduli mahalnya biaya serta akomodasi disana, yang penting mereka hadir ingin menyaksikan secara langsung seremonial pemilu Perserikatan, yang cukup menyita perhatian publik tersebut. 


Dalam uraian ini, penulis hanya ingin menyampaikan beberapa hal bahwa, lakukan pemilihan dengan istiqomah dan terbuka, jangan memilih karena kepentingan dan posisi, namun lebih pada keinginan memajukan Perserikatan. Jangan saling mencederai antar sesama karena ukhwah islamiah dan wathaniyah harus di kedepankan dari primordial dan kesukuan. Jangan mengandalkan otot untuk menenggelamkan ide dan gagasan orang lain, namun berbicara santun dan berbudi lebih berfaedah ketimbang teriak menepuk dada. Hindari money politik di arena pergumulan Musywil, karena kita tidak sedang barter suara dengan janji janji palsu. Jangan gunakan sistem balas jasa bila terpilih, karena itu merusak titah perjuangan. Jangan mencederai sesama kita, karena kita adalah satu Nusa Satu Bangsa, Satu Indonesia Satu Nusa Tenggara Timur. 


Sukses selalu bermusywil semoga menjadi amal jariyah  dalam hidup dan kehidupan.


Penulis: Sudarjo Abd. Hamid, S. PdI, Jurnalis/Penulis/Guru.