Notification

×

Jalan Karier Sang Jurnalis dan Aktivis, dari Alor untuk NTT

Selasa, 01 Agustus 2023 | Agustus 01, 2023 WIB

fathur_dopong
Foto: Fathur Dopong (Penulis: Sudarjo Abd Hamid/ Penulis Buku)

MATALINENEWS, KUPANG- Ayahanda Aziz Dopong dan Ibunda Rabiah Lau, adalah pasangan kekasih yang telah di anugerah Tuhan kehidupan hingga menua. Melahirkan dan membesarkan ketujuh buah hati dalam keterbatasan dan kepayahan, sanggup mengatur anak anak mereka dalam merintis kehidupan menjadi Sarjana bahkan hingga salah satu putranya menjadi pimpinan redaksi salah satu media online di Kota Kupang. 

Fathur Dopong nama yang tersemat terberi oleh orangtrua di kabarkan lahir di sebuah tempat bernama Pulau Kura (Penghasil Pisang) Desa Piring Sina pada 12 berzodiak Aries tepatnya 30 tahun silam. Tangis sang ibu menggelegar ke nabastala di kala mengatur nafas dan berusaha dari perjuangan itu, sambil berharap sang bunda kepada generasi pertama ini, semoga kelak putra sulung mampu membawa perubahan pada keluarga, yang hidup terbatas dan jauh dari harapan kemampuan. 


Petani adalah takdir hidup sang ayahanda Aziz Dopong dan ibunda yang bekerja sebagai penjual pisang di pasar rakyat tiap waktu. Kehidupan keluarga ini (Profesi) tidak memberi kesan Si Fathur itu gengsi apalagi pesimis bergaul, namun ia jadikan itu adalah motifasi untuk terus berjuang demi mimpi masa depannya. 


Walaupun hidup jauh dari kata layak, namun hal etika selalu di nomor satukan oleh keluarga. Sejak kecil Fathur telah di tempah dengan bekerja keras, dan beretika baik, lebih lebih berbicara soal rasa, ia sangat peka pada kondisi di mana ia datang, sehingga hari ini Fathur dapat diterima oleh seluruh kalangan. Tatakrama dan bermoral selalu di kedepankan pesan sang ayah dalam setiap ayunan kaki, sehingga low profile Fathur kadang menjadi penasaran bagi orang lain bila hanya berceloteh beberapa menit. Ia juga menjadi panutan untuk adik adik serta lewo tanah Piring Sina. 


Sejak usia balita Fathur di didik dan dibesarkan dan di tuntut untuk memiliki akhlak yang baik. Ia pun di titipkan amanah untuk jangan mengikuti jejak karir ayah petani sepanjang masa. Hal ini memicu dirinya Fathur untuk terus melangkah dan bergerak terus walaupun disana bahaya rintangan serta tantangan datang bersalin ganti. 


Fathur begitu kemistrinya dapat, mampu memberi peran ingatan kepadanya begitu besar. Memiliki body semampai yang di berikan Tuhan, sekaligus wajah yang tampan bak aktris laga Bollywood, apalagi riben hitam bulat kembar senantiasa di kenakan saat aktifitas jumpa pers maupun mengejar berita faktual. Anugerah terindah di miliknya berupa ketampanan, kesejatian jiwa menjadi daya pikat kaum hawa untuk berjejer antri untuk memilikinya. 


Nasib terlahir sebagai anak sulung tidak bisa di tukar, hal ini yang membuat ia harus menggantikan peran ayahnya sebagai kakak tertua bagi enam saudaranya. Demi terlepasnya beban dan tanggungan orang tua, oleh Fathur memilih menikah di usia muda. Ia kecantol dengan gadis sastra terlahir oleh pasangan Almarhum Ayahanda Wahid Wali dan Ibunda Ba'dia Baso, sang hawa pikatan Fathur itu bernama Maharani Wahid sosok hebat yang selalu setia menemani sang jurnalis, guru dan politikus itu dalam suka maupun duka. Maharani mampu menciptakan bahasa yang kharisma di dengar dan mampu memberi sinyal kenyamanan kepada Fathur Dopong. Kehidupan rumah tangga Sang Jurnalis itu di anugerah dua orang penerus nasab yakni Habib Rizik Arbani Dopong berusia 6 tahun dan Gibran Antar Hamizan Dopong berusia 2 tahun.


Pendidikan


Kurang lebih enam tahun Fathur menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Inpres Baraler IV Pulau Kura, kemudian melanjutkan pada tingkat menengah SLTP Cokroaminoto Baranusa, kemudian menamatkan SMA Negeri Baranusa. Usai sekolah menengah Fathur bingung nyaris patah arang, untuk mengenyam pendidikan tinggi karena terhalang sistim ekonomi keluarga yang terbilang lesuh. Ia memiliki postur yang ideal dan layak menjadi seorang Polisi/TNI, apalagi di tunjang oleh karir pengalaman menjadi paskibraka pasukan 3 Kabupaten Alor tahun 2010 silam. Tuhan telah menulis di tangannya untuk menjadi guru dan pewarta media. 


Tahun 2012 adalah pergolakan jiwa baginya, karena ia harus memutuskan untuk menjejaki masa depan lebih baik. Ukuran finansial ia tidak mungkin menjadi mahasiswa, karena biaya lumayan, tidak bisa terjangkau olehnya. Namun hasil diskusi dan sharing pengalaman ia dapatkan solusi, ternyata ada kampus yang pembayaran (SPP) boleh menggunakan skema cicilan. Dan akhirnya ia di terima dan masuk di Universitas Muhammadiyah Kupang. Karena keterbatasan biaya maka Fathur putuskan untuk tinggal menumpang bersama  orang tua asuh Almarhum Bahrudin Bambali untuk menghindari biaya kos dan makan minum setiap hari kurang lebih dua tahun. Karena aktifitas mahasiswa yang padat dan sibuk, maka ia kembali mengambil resiko untuk hidup mandiri tinggal di kos kosan bersama Sirajudin Sira. Kehidupan di rantauan selalu anak kos memang sedih, kadang makan jarang, mandi pun sering alpa karena air di walikota cukup susah, namun karena demi cita cita, ia bertahan hingga usai kuliahnya. Ia berprinsip dengan motifasi nya orang gagal adalah orang yang berfikir tentang kegagalannya, tapi tidak mau mencoba dan orang tidak mau berfikir untuk menghindari sebuah kegagalan yang terus di alami. 


Tepat 2017 stata satu di sabetnya dengan IPK terpuji 3.39 (Cumlaude). Meledak tangis haru orang tua, menyaksikan Fathur memakai toga, sekaligus mewakili ribuan mahasiswa menyampaikan sambutan di hadapan wisudawan/ wisudawati dan tamu undangan pada momentum yang bermartabat dikala itu. 


Karier Organisasi 


Fathur pernah menjadi familiar di masanya, ia sempat di juluki selebrita IMM, selain aktif mengkritisi pemerintah Fathur juga sering aksi demonstrasi turun ke jalan bila pemerintah lalai dan tidak pro rakyat. 


Satu tahun menahkodai ketua umum IMM tingkat komsyariat dan wakil ketua KORKOM Universitas Muhammadiyah Kupang pada tahun 2013-2014, Fathur kembali dipercayakan kader IMM Kota Kupang menjadi ketua umum IMM Kota Kupang. Dalam waktu/ tahun yang bersamaan ia juga dipercayakan memimpin organisasi daerah yaitu Ikatan Pemuda Pelajar Baranusa (IPPB) Kupang pada tahun 2014- 2016.


Dengan pengalaman kepimpinan IMM Kota Kupang, Fathur tidak meninggal kesan yang buruk namun meninggalkan kerinduan kader IMM, dan kembali dipilih oleh kader IMM se NTT sebagai ketu umum DPD IMM NTT periode 2017- 2019. Setelah purnah dari IMM NTT ia kembali diberi amanah menjadi wakil ketua Pemuda Muhammadiyah NTT, wakil ketua Media Online Kota Kupang dan Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga Ikatan Keluarga Besar Baranusa (IKBAR) Kupang hingga hari ini.


Karier Politik

 

Setalah berakhir bakti kepemimpinan pada organisasi IMM Ia memutuskan untuk melanjutkan karir politik. Ia memilih partai yang berlambang matahari (PAN). memilih PAN adalah mimpinya sejak lama, karena PAN adalah partai yang beridelogi nasionalis dan relegius. Dengan tokoh inspiratis sekaligus pendiri Amin Rais dan Awang Notoprawiro Ketua DPW PAN NTT. Fathur di percayakan sebagai wakil sekertaris DPW PAN NTT. Ia juga selalu mengikuti proses dan dinamika politik, dengan harapan bisa menambah wawasan terkait politik.


Dengan melihat realitas kehidupan akhir- akhir ini membuat Fathur optimis, bahwa dengan jalan politik kita bisa melakukan hal yang lebih bagi kepentingan banyak orang. Hingga ia memutuskan ikut serta sebagai calon kuat legislatif DPRD Provinsi NTT dapil VI wilayah Alor, Lembata dan Flores Timur. 


Penulis: Sudarjo Abd Hamid (Pendidik, Jurnalis, Penulis Buku