Notification

×

Universitas Nusa Cendana Melaksanakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Teknologi Irigasi Tetes dengan Energi Hijau Pada Kelompok Tani Bethesda Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang

Jumat, 08 September 2023 | September 08, 2023 WIB

kampus_undana_kupang
Tim Pelaksana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Teknologi Irigasi Tetes Bersama Kelompok Tani dan Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang

Kupang - Dr. Verdy A. Koehuan, ST., MT Ketua Tim Pelaksana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Teknologi Irigasi Tetes menjelaskan, pembangunan ekonomi desa- desa di daerah tertinggal di Indonesia bertujuan untuk membangun kapasitas masyarakat yang ada di desa, sehingga masyarakat desa dapat memanfaatkan peluang ekonomi dan memanfaatkan sumber daya desa untuk menghasilkan pertumbuhan di tingkat desa. 


Ia menjelaskan bahwa, kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi sinkron dengan program pemerintah tersebut selain untuk malaksanakan pengabdian kepada masyarakat, KKN dan magang mahasiswa juga untuk mengembangkan model pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas masyarakat secara ekonomi, serta mempercepat proses alih teknologi di tingkat masyarakat secara luas, agar masyarakat mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan; menciptakan dan memperluas kesempatan ekonomi, serta memastikan akses yang lebih luas bagi semua lapisan masyarakat.


Menurut dia, Program Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang merukapan salah satu skema kegiatan pengabdian Masyarakat oleh perguruan tinggi sedang dilaksanakan di lokasi mitra kelompok tani Bethesda, Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan bentuk nyata Pembangunan ekonomi pedesaan. Kegiatan ini merupakan kemitraan antara Universitas Nusa Cendana, Politeknik Negeri Kupang, PT Ariston Kupang Optima,serta Dinas Pertanian Propinsi NTT yang melibatkan dosen dan mahasiswa masing- masing dari prodi agrobisnis pertanian, prodi teknik mesin, dan prodi teknik elektro serta tenaga penyuluh pertanian bersama mitra kelompok tani berkolaborasi untuk mendorong peningkatan usaha budidaya produksi tanaman hortikultura di lokasi mitra. 


"Kegiatan ini dilaksanakan melalui penerapan teknologi Sistem Irigasi Tetes (SIT) dengan energi hijau mulai dari bulan Juli hingga Desember 2023". ujar Verdy 


Selain itu ia juga menambahkan bahwa, metode pelaksanaan kegiatan melalui pendekatan dan observasi permasalahan yang dihadapi oleh Mitra kemudian dilaksanakan sosialisasi penyuluhan mengenai manfaat penggunaan teknologi yang dianggap relevan dan mampu mengatasi kendala kekeringan yang menyebabkan menurunnya tingkat produksi hingga kegagalan panen oleh petani. Kemudian dilakukan kerjasama terkait penerapan SIT dalam kebun Hortikultura dan berbagai teknis budidaya tanaman hortikultura yang tepat dan sesuai dengan kaidah dan kondisi lingkungan setempat termasuk pelatihan manajemen pengelolaan kelompok tani dan manajemen pascapanen. Peningkatan produksi tanaman hortikultura perlu ditingkatkan dengan mengatasi kendala kekeringan. Disamping masalah kekeringan kendala penggunaan pupuk kimia padat berupa NPK dan urea umumnya cukup tinggi dan tidak sesuai dengan rekomendasi pemupukan oleh Dinas Pertanian setempat sehingga dapat mendorong menurunnya kualitas kesuburan tanah. Budidaya tanaman hortikultura masih banyak kendala yang dihadapi diantaranya hama penyakit, kondisi iklim yang kurang kondusif, serta budidaya yang kurang intensif. Produksi dapat dilakukan sepanjang tahun, dimana produksi dalam lahan yang terbuka sangat rentan terhadap serangan hama. 


"Penerapan teknologi budidaya tanaman hortikultura di lokasi Mitra kelompok tani Bethesda, yaitu: (1) terwujudnya peningkatan wawasan pengetahuan warga masyarakat petani dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini tentang budidaya tanaman hortikultura yangbernilai ekonomis. (2) Produk teknologi irigasi tetes pada lahan tanaman hortikultura guna meningkatkan kapasitas produksi melalui pengelolaan tanaman berbasis irigasi tetes dengan energi hijau. Luaran dari kegiatan ini adalah selain produk teknologi, peningkatan level dan kapasitas petani, mahasiswa belajar di luar kampus, dosen bekerja di luar kampus, dan kemitraan dengan dunia usaha". pungkas Dr. Verdy A. Koehuan, ST., MT Ketua Tim Pelaksana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Teknologi Irigasi Tetes kepada media ini, Jumat (08/09).


Kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusa Cendana kupang (Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec) menyampaikan bahwa  Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor. 


Ia menjelaskan bahwa, manfaat Irigasi yakni: 1) Hemat air untuk pengairan, 2) Penggunaan air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman saja, tidak mengalirkan air ke semua area, 3) Hemat tenaga kerja saat penyiraman. Dengan penggunaan sistem irigasi modern ini, tenaga yang dibutuhkan dalam penyiraman tanaman menjadi berkurang, 4) Hemat waktu. Pengaturan pada sistem irigasi tetesini sangat efisien sehingga mengurangi waktu penyiraman, bahkan bisa menggunakan timer yang bisa diatur jadwal dan kebutuhan tanaman.Produktivitas hasil pertanian konvensional sangat dipengaruhi oleh faktor alam, minimnya curah hujan menyebabkan terjadinya kondisi kekeringan yang berdampak pada menurunnya produktivitas tanaman budidaya serta kegagalan panen. 


"Cekaman kekeringan yang cukup lama mengakibatkan penurunan produksi dan kegagalan panen yang secara tidak langsung berujung pada kesejahteraan rumah tangga tani.  Rendahnya produktivitas usaha tani akibat faktor iklim tersebut, akan menyebabkan rendahnya pendapatan yang mengakibatkan lemahnya posisi finansial petani dalam mendukung kegiatan ekonominya. Kekeringan sering terjadi dibeberapa wilayah Indonesia tidak terkecuali di Provinsi Nusa Tenggara Timur namun penanganan dan pencegahan sangat lambat sehingga menjadi permasalahan yang berkepanjangan". jelas Damianus 


Menurut dia, irigasi tetes merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air melalui pipa-pipa secara setempat disekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Disini perakaran yang terbasahi tetapi seluruh air yang ditambahkan dapat diserap cepat pada keadaan kelembaban tanah rendah. Jadi keuntungan cara ini adalah penggunaan air irigasi yang sangat efesien. Dengan memanfaatkan gaya gravitasi drip irrigation memberikan air di sekitar perakaran melalui jaringan pipa utama menuju pipa sub utama dan pipa lateral yang didistribusikan   melalui pemancar (emitter), selain itu pula irigasi tetes mampu dijadikan  sarana dalam pemberian POC yang meningkatkan kualitas  kesuburan  tanah

irigasi_tetes
Foto: Aktivitas Tim Pelaksana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Teknologi Irigasi Tetes

"Produk teknologi budidaya tanaman hortikultura berupa sistem irigasi tetes dengan energi hijau. Kebun dengan luas lahan 5000 m2 (ukuran 100 m x 50 m) dibagi dalam dua blok dengan masing-masing ukuran 50 m x 50 m diolah menjadi kebun hortikultura berbasis irigasi tetes dengan energi hijau. Ukuran bedengan pada setiap blok ini dibuat dalam setiap lateral terdapat 38 baris dengan ukuran masing-masing 50 m x 0,7 m, jarak antar bedengan 60 cm. Sistem irigasi tetes menggunakan sistem energi hijau dimana air dari sumber penampungan (profil tank 5000 liter), kemudian dialirkan ke masing-masing blok jaringan irigasi tetes pada tiap bedengan (ukuran bedeng 50 m x 0,7 m) menggunakan 1 (satu) buah pompa DC daya 350 Watt yang terpasang secara seri. Sumber daya listrik untuk pompa DC ini diperoleh dari sistem energi hijau berupa instalasi panel surya (solar cell) dengan kapasitas terpasang 600 WP. Penggunaan pompa air DC ini memiliki keuntungan dapat menghemat umur pakai baterai dan waktu operasi pompa per hari bisa lebih lama (dapat lebih dari 4 jam). Sebelum air dialirkan ke tanaman, terlebih dulu melalui filter air irigasi tipe Y disk, venturi injector pupuk, pipa utama (PVC 1,5 inch), pipa pembagi (PVC 0,75 inch) dan selang drip (0,75 inch) serta selang piping (17 mm)". sambung Damianus 


Selain aplikasi teknologi, sambung dia, kegiatan PMM ini yang melibatkan 23 orang mahasiswa dan didampingi oleh dosen pembimbing serta tenaga penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian propinsi NTT juga melakukan fungsi pemberdayaan masyarakat sebagai berikut:


a. Pendampingandan edukasi penerapan teknologi budidaya tanaman hortikultura dengan sistem irigasi tetes berbasis energi hijau.

b. Pelatihan dan edukasi budidaya tanaman horti seperti, pemilihan bibit, pengolahan lahan, penggunaan dan metode pemupukan yang tepat, penanggulangan hama dan penyakit, serta manajemen pascapanen. 

c. Pelatihan sistem manajemen dan tata kelola organisasi kelompok 

d. Pelatihan sistem pemasaran hasil produk oleh kelompok 


"Hasil dari kegiatan PMM ini diharapkan terwujudnya peningkatan wawasan pengetahuan warga masyarakat petani dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini tentang budidaya tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis melalui pengelolaan tanaman berbasis irigasi tetes dengan energi hijau. Programini meningkatkan kepekaan masyarakat dalam melihat permasalahan terkait inovasi pemberdayaan warga masyarakat yang berbudaya literasi lingkungan. Pelaksana melakukan transfer pengetahuan yang lebih bersifat ilmiah, sementara kelompok Mitra membagikan pengalaman mereka dalam mengembangkan budaya literasi dilingkungan masyarakat. 


Terwujudnya peningkatan ketrampilan masyarakat dalam  memanfaatkan irigasi tetes dengan energi hijau untuk meningkatkan produktivitas Tanaman Hortikultura". tutup Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusa Cendana kupang (Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec) 


(**/ Red)