Notification

×

Dari Sepak Bola Kolonial Menjadi Sepak Bola Millenial

Selasa, 03 Oktober 2023 | Oktober 03, 2023 WIB

wanted_cup_v_2023
Foto: Penyerahan Piala Bergilir Wanted Cup V Tahun 2023 Lembata | Dok. Matalinenews

MATALINE
NEWS.COM | Berlabu 1 Tahun dilemari Intelektual kampus Multikultural Universitas Muhammadiyah Kupang, kampus sang Juara, kini Piala Bergilir Wanted siap diperebutkan kembali dipulau Semburan Paus.


Simbolisasi kebaragaman warga Lembata dalam sebauh hajatan akan selalu disandingkan dengan sebuah kearifan lokal dengan pemukulan Gong Gendang (kong bawa) diringi dengan Sole Oha, Hedung Huriq serta  Namang Awulolong dilanjutkan Peluit kick of bertanda sepak bola  Wanted Cup V siap direbutkan kembali.


Perhelatan Wanted Cup V telah mengalami satu gelombang kebaikan bagi sepakbola di tanah semburan paus Lembata. Momentum inilah menjadi satu embrio kompotesi ditingkat Lokal yang memberikan edukasi tentang konsep sepakabola Moderen yakni tahu cara meraih prestasi dan tahu cara mempermainkan sikulit bundar sebagai sebuah hiburan yang tidak membosankan. Sebab Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling menarik hati di seantero bumi.  


Olahraga ini bisa dimainkan dan dinikmati oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun dengan cara amat sederhana. Dengan realitas demikian pantaslah dikatakan sepakbola sebagai suatu bahasa universal,  sepakbola bisa menajdi ajang penemuan cinta, sumber kehidupan, sebab sepakbola bukan sekedar hobi  namun menjadi pekerjaan professional, bahkan dalam konteks global adalah bahasa pemersatu yang dapat merekatkan persaudaraan kehidupan antar warga masyarakat Lamaholot,  masyarakat Flobomora bahkan Bangsa Indonesia.  


Wanted Cup  V tidak ada Messi, Cristiano Ronaldo, Neymar, Mbappe, bahkan pemain Top dunia lainya, bahkan juga tidak ada juri kunci pengatur strategi dipinggir lapangan sekelas  Xavi, Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp, bahkan Shin Tae-yong namun tensinya akan terus panas, sepanas semburan gunung Ile Lewotolok,  tetap panas seperti air panas Atedei dan air panas di desa Leuwayan, terus gantungkan kemenangan setinggi Gunung Uyelewun, namun tetap berhati-hati agar tidak tenggelam diarus Watawoko.  Namun menjadi harapan akan lahir bibit-bibit baru dan juru taktik dari rahim sepakbola Wanted Cup V ini. Semoga. 


Dalam mewujudkan ini semua kita membutuhkan sebuah komitmen bersama mengenai perhelatan Wanted Cup V tahun 2023  yang bebas dari intervensi apapun. Urusan sepakbola tidak bisa dan jangan sampai menjadi alat-alat politis yang kental akan kepentingan-kepentingan jahat para sekelompok maupun individu haus kuasa. Sepakbola bukanlah menjadi olahraga kuasa mengkuasai, namun sepakbola berkaitan dengan bagaimana kita berusaha menyatukan kemajemukan kita bersama melalui sebuah kompetisi yang sehat, kompetitif tanpa mengabaikan nilai-nilai sportifitas.


Pada intinya tidak diperkenankan hasrat kuasa mendominasi untuk menciderai dan memporak-porandakan agenda sepakbola Wanted Cup V ini, sebab Wanted Cup V menajdi tahta sepakbola terhormat ditanah Lembata perlu bersama kita menjaga agar tidak ternoda oleh kepentingan apapun. Poinya adalah, para pemain tetap menjunjung tinggi Fair Play, para sporter menjaga Nilai-nilai sportifitas, panitia dan wasit menjaga Netralitas dalam pengabilan Keputusan.


Penulis:  Amirullah Datuk, S. Pd. M. Pd (Dosen pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Kupang)