Foto: Kepala SMA Negeri 3 Kupang Ishak Daniel Elias Balbesi, S. Pd (Dok. Fathur/matalinenews) |
MatalineNews,Kupang - SMA Negeri 3 Kupang selenggarakan kegitan Projek Penguatan Proifil Pelajar Pancasila (P5) tema 1 kearifan lokal dengan sub tema “budayaku masa depanku” pada hari ini, Senin 06/11/ 2023.
Antosias siswa dan guru membuat kegiatan yang dilihat sedehana namun terkesan sangat memukau, dilihat dari kesiapan siswa dan guru dalam mensukseskan kegiatan.
Kepala SMA Negeri 3 Kupang Ishak Daniel Elias Balbesi, S. Pd. kepada media ini, menyampaikan bahwa terkait dengan kegiatan P5 merupakan puncak dari 21 hari anak-anak melaksanakan P5 dan sudah melalui proses penilaian.
Dirinya mengaku, kegiatan ini merupakan puncak dan pertama kali dilakukan di SMA Negeri 3 Kupang sebagaimana jiwa dari, atau semangat dari kurikulum merdeka ini. Di Tahun ajaran 2023-2024, SMA Negeri 3 Kupang baru melaksanakan 100% kurikulum merdeka melalui jalur mandiri berbagi, kalau di Tahun 2022-2023 kami sudah menyelenggarakan implementasi kurikulum merdeka tapi yang kami pilih adalah jalur mandiri belajar.
“Kalau memilih jalur mandiri belajar berarti kurikulumnya itu masih menggunakan kurikulum 2013 dengan mengintegrasikan semangat dari kurikulum merdeka ini didalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga kegiatan P5 tahun ajaran 2022-2023 belum kami laksanakan namun, sesungguhnya sebelum kami melaksanakan kurikulum merdeka 100% pun itu sesungguhnya pentas-pentas Project seperti ini kami sudah lakukan, untuk kelas 12 ketika mereka melaksanakan ujian sekolah dalam hal ini ujian praktek,” jelasnya
Menurutnya, ketika kita melaksanakan pentas Project untuk anak-anak 12 kita memberikan penilaian kepada mereka, dalam artian semacam lomba tetapi sesungguhnya untuk P5 seperti ini urgensinya bukan lomba tetapi sesungguhnya disana kita mau melihat bagaimana nilai-nilai ketika mereka berproses untuk menghasilkan produk itu, nilai- nilai yang diminta didalam 6 dimensi profil belajar Pancasila itu mereka tampilkan dan dapat membudayakan itu di dalam diri anak-anak masing-masing.
Ditanya soal kesiapan guru dalam menghadapi P5, Ishak menjelaskan bahwa guru yang senantiasa mendampingi anak-anak sebagaimana ketentuannya harus ada koordinatornya, di SMA Negeri 3 Kupang ada 12 rombongan belajar untuk kelas 10, maksimal 1 koordinator mengkoordinir 3 rombongan belajar sehingga ada empat koordinator.
Selain itu koordinator-koordinator itu mengkoordinir tim atau fasilitator termasuk di dalamnya adalah wali kelas, didalam tim itu kami juga melibatkan semua guru prakarya dan guru lain yang kebetulan waktu di jadwalnya itu persis sama dengan jam mengajar mereka.
“Setelah mereka berproses untuk bagaimana mereka menghasilkan produk yang diisukan kepada mereka terkait dengan kearifan local, semoga anak-anak itu bisa mengambil, mengamalkan, menghayati nilai dan juga normal yang terkandung di dalam budaya-budaya sebagai kearifan lokal provinsi Nusa Tenggara Timur. Budaya ketimuran kita semoga menjadi bagian kehidupan sehari-hari anak-anak kita.” Pungkas Kepala SMA Negeri 3 Kupang Ishak Daniel Elias Balbesi, S. Pd.
Selain itu kesempatan yang sama, Koordinator umum P5 yang juga merupakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Lazarus De Jesus, S.Pd, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk peserta didik kelas 10, yang telah melaksanakan kegiatan P5 tema 1 kearifan lokal dengan sub tema ‘budayaku masa depanku” dengan baik. Selai itu terima kasih juga kepada teman-teman koordinator fasilitator dan pembimbing setiap tim P5, ini merupakan kegiatan pertama P5 tema 1 tetapi progres yang diberikan cukup positif signifikan
Menurut Lazarus, ada hal-hal yang harus di evaluasi dan diperbaiki kedepannya. Kegiatan P5 ini sudah dilaksanakan selama 21 hari dengan alokasi waktu sekitar 186 jp yang mana mulai dari pengenalan, masuk pada perencanaan, masuk pada kontekstual semuanya kita beri isu, isu yang diberikan itulah secara tahap dengan alokasi yang mereka kerjakan
“Jadi urgensi dari kegiatan P5 yang kita kemas dalam sub tema “budaya ku masa depanku” ini kita mau supaya di dalam diri anak-anak itu kita tanamkan nilai budaya, motivasi mereka sehingga mereka mencintai budaya daerah, karena di dalam budaya itu termaktub di dalam nilai-nilai kebajikan seperti yang diamanatkan oleh undang-undang yaitu profil pelajar pancasila.”jelasnya
Menurut dia, kita bisa menumbuhkan rasa cinta mereka kepada budaya, dengan mereka mengetahui budaya mereka bisa merasa memiliki dan bisa menceritakan atau mempromosikan kepada orang lain.
“Kedepan tentu harus kita kemas dengan baik supaya betul-betul didalam proses P5 tersebut anak-anak bisa terbiasa dalam interaksi sehari-hari tentang nilai-nilai profil yang dimaksudkan,” tutup Lazarus De Jesus,S.Pd.
(ftr)