Notification

×

Tahun Baru Islam Menuju Kurikulum Merdeka

Sabtu, 30 Juli 2022 | Juli 30, 2022 WIB

sudarjo_abd_hamid
Penulis: Sudarjo Abd Hamid
MATALINENEWS- Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah merupakan pergantian tahun dalam perhitungan almanak peredaran bulan. Merupakan sebuah penanggalan tahun baru Hijriyah untuk menetapkan/prakiraan perayaan ataupun momentum momentum hari besar penting setiap hajatan dua belas bulan mendatang. 

Perjalanan tahun baru ini, selalu diwarnai dengan kegiatan kegiatan pendalaman dalam mengisi kehampaan jiwa, melalui pekan raya kegiatan dalam menyongsong kehadirannya. Ada yang berikan kemasan perlombaan, baksos, tabligh akbar dan lain sebagainya, semuanya bermuara pada prosesi penjemputan tahun baru islam, yang jatuh pada hari sabtu, tanggal 30 Juli 2022 Masehi. 


Tentunya aktifitas dan kegiatan tahun kemarin adalah, sebuah perjalanan masa lalu yang menjadi kenangan, dari bingkisan kehidupan yang telah dijalankan tahun kemarin. Pastinya ada kebaikan kebaikan yang ditanamkan untuk menjemput tahun baru, berupa harapan doa agar tahun baru dan perjalanan selanjutnya jauh lebih baik dari tahun kemarin. 


Kehidupan dunia pendidikan, kembali terjadi perubahan oleh nomenklatur kurikulum sekolah. Sejatinya semua lembaga pendidikan di Indonesia turut merasakan arus perubahan tersebut. Perjalanan sebuah sistim pada dasarnya terjadi karena ada beberapa dasar perubahan, salah satunya adalah kelayakan atau kesesuaian penggunaan saat ini, apakah cocok atau tidak, sehingga kurikulum merdeka digulirkan di tahun ini menggantikan kurikulum lama K13. Kurikulum lama ini bukan usang/ tidak sesuai, namun pemangku kepentingan melihat lebih pada asas kelayakan dalam berproses untuk menghasilkan output yang baik dan memiliki karakter yang baik pula. 


Desain desain kurikulum merdeka ini, sedikit bergeser secara dokumen Administrasi guru. Ada pengistilahan yang tidak layak untuk di perhadapkan dimasa ini. Tetapi jika dilihat secara utuh, maka desain cover mengalami perubahan namun kualitas isi masih berK13. 


Kemerdekaan pembelajaran oleh siswa dan guru diberi kelonggaran, esensi materi menjadi tumpuan pelaksanaan, fase kelas secara berlanjut dari fase A, B hingga fase C pada tingkat dasar, menjadi keberlanjutan sistim yang tidak terputus. 


Usia kurikulum 2013 baru berjalan kurang lebih 9 tahun. Sebuah nostalgia yang patut dikenang dengan berbagai tumpukan administrasi yang menjadi fardhu disiapkan oleh sang guru. Guru tidak boleh protes apapun terhadap kurikulum apapun yang dikehendaki, karena guru adalah garda depan sebagai eksekutor tunggal lapangan pendidikan Indonesia. 


Masa lalu adalah kenangan dan masa depan adalah harapan. Sebuah perjalanan kehidupan pasti ada ujung akhirnya, sehingga sebagai guru harus memilik dua masa tersebut, untuk merefkeksi dan berbuat perubahan dari masa ke masa. 


Lokakarya, simposium serta workshop serentak dilakukan dalam mengenalkan KUMER ( Kurikulum Merdeka), dari setiap jenjang pendidikan. Baik itu MGMP, MKKS, maupun KKG  begitu tekun mendalami matan kurikulum. Walaupun pemberlakuan tidak serentak seluruh kelas, namun aroma sudah mulai tercium di tahun pelajaran baru ini. Kurikulum merdeka memberi isyarat kepada guru untuk memilih opsi, sesuai dengan kondisi keadaan serta latarbelakang kehidupan sosial masyarakat di tempat tersebut. Berbagai kemudahan didapatkan oleh seorang guru, bila akses internet baik dan memiliki akun belajar oleh masing masing guru maka hari ini bukanlah sebuah kesulitan dalam berproses. 


Di tahun baru 1 muharam 1444 Hijriyah ini, marilah kita mendorong untuk melaju realisasi KUMER ini. Mencoba hal baik adalah pahala, meneruskan visi misi ulil amri adalah keharusan, mendidik putra putri bangsa adalah amal jariyah. Marilah menjadi guru yang KEREN ( Kemandirian, Empati, Relegius, Inovatif). selalu mengedepankan daya dorong pribadi untuk mandiri, turut merasakan / prihatin pada sesama, memiliki kerohanian yang matang dan selalu menyesuaikan pada hal hal baru, terkini berkreasi dan unggul dalam setiap potensi. 


Guru adalah manusia yang melekat hebat merasa bukan merasa hebat, pintar merasa bukan merasa pintar. 


Semoga ulasan ini menjadi salah satu ghiroh menuju pembiasaan baru pada kurukulum merdeka belajar.


Kreatifitas serta kemerdekaan dalam proses pembelajaran menjadi stimulan otak anak dan menghindari kejenuhan. 


Selamat tahun baru Islam semoga menjadi awal yang baik. 

Penulis: Sudarjo Abd Hamid.