 |
Namun, pada kondisi pendidikan kita hari ini masih jauh dari harapan untuk mencetak generasi penurus, pelangsung dan pelopor peradaban itu sendiri. Hal demikian karena pembangunan infrastruktur dan sarana pendukung pendidikan masih belum merata di negara kita. Pengembangan akses pendidikan hanya berjalan di kota- kota besar, seperti pulau Jawa dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, sekolah masih sulit dijangkau, dalam arti jalur transportasi dari pedesaan menuju sekolah sangat jauh atau tidak memadai sehingga menyulitkan siswa untuk mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Ditambah lagi fasilitas (internet) yang disediakan sangat terbatas, guru pengajarnya pun banyak yang tidak memenuhi kualifikasi. Hal ini menyebabkan banyak pihak yang menilai Indonesia harus membenahi sistem pendidikannya secara total bila ingin bersanding dengan negara lain di ranah internasional.
Recover Together, Recover Stronger sebangai tema besar G20 ini semestinya menyentuh semua aspek. Agar Indonesia menjadi negara dengan tingkat kemajuan dalam pembangunan manusia dan kebudayaan yang mumpuni.
Potret ini di ambil dari salah satu guru Madrasah di Pulau Kangge, Desa Marisa, Kec. Pantar Barat Laut, Kab. Alor-NTT. Dimana guru tersebut membimbing siswanya dalam menerapkan simulasi Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) secara online. Proses ini tidak dapat berlangsung di sekolah karena kurangnya fasilitas internet. Sehingga harus mencari jaringan di dekat pantai dengan jarak tempuh kurang lebih 10 km. Hal demikian menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas pendidikan kita di Indonesia masih belum terjangkau dengan baik.
Salam Nurani Indonesia dari Surga di Timur Matahari.
Penulis : Abdullah S. Toda | Ketua DPP IMM Abdullah S. Toda
