Notification

×

Safari Pendidikan Islam di Lembata, Kilas Balik Madrasah Uyelewun

Kamis, 27 Oktober 2022 | Oktober 27, 2022 WIB

sudarjo_abd_hamid
Foto: Rombongan Rakor Pendis Dijemput dengan Tarian Adat Kedang

MATALINENEWS.COM | LEMBATA-
Kunjungan kepala Kantor Wilayah (KANWIL) Kementrian Agama (Kemenag) provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Reginaldus S.S Serang, S.Fil, M.Th sekaligus membuka secara resmi kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Bidang Pendidikan Islam (Pendis) NTT, yang bertempat di Ballroom Palm Hotel tepat hari Senin (14/10) yang lalu.

 

Safari Kanwil Kemenag NTT didampingi langsung oleh Kabag TU H. Hasan Manuk, S. Pd, M. Pd,Kepala Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kemenag NTT Drs, Pua Monto Umbu Nay dan Kakan Kemenag kabupaten Lembata H. Ishak Sulaiman, S.Ag.


Kagiatan akbar yang berlasung sejak (24/10) sampai (26/10) ini merupakan momentum penting menjadi catatan harapan bagi masyarakat Lembata, agar pendidikan khususnya Madrasah di Lembata terus mengalami kemajuan dari sisi akademik maupun non akademik yang berkualitas. 


Seluruh kepala Seksi Pendidikan Islam, dan juga Kepala Satker Madrasah Negeri dari Ibtidaiyah hingga Aliyah, berbondong bondong ke Bumi Paus. Selain mengikuti kegiatan tersebut peserta juga ingin melihat lebih dekat dari cerita Negeri Toleransi semesta budaya, alam ramah eksotik wisata, yang bakal menjadi ole ole cerita dilingkungan kerja dan keluarga akan bumi Lepan Batan, yang saat El Tari Memorial Cup ETMC manjadi tuan rumah terbaik dengan pekikan yang familiar Baleoo, Baleoo, Baleoo, sebuah spirit besar dalam memburu raksasa laut di samudra biru. 


Usai Rakor rombongan melakukan safari pendidikan ke tanah uyelewun sekaligus penutupan


Rombongan dengan rute singgah perdana pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Lembata, di desa Hoelea kecamatan Omesuri, kemudian jemputan secara adat Kepala Bidang Pendidikan Islam NTT dan rombongan di Alang Ayaq halaman tengah desa Kalikur Kecamatan Buyasuri, selanjutnya kunjungan ke MIN 2 Lembata, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Lembata dan Madrasah Aliyah Neger (MAN) 1 Lembata.


Sebuah perjalanan yang cukup menguras fikiran serta tenaga, karena jarak tempuh dari ibukota yang cukup jauh sekitar 70 kilo meter (km). 


Memang tidak afdhol jikalau rombongan tidak menjambangi tanah Uyelewun  ketika berkunjung ke Lembata. Uyelewun adalah basis Madrasah, tempat awal mula peradaban  pendidikan Islam dirintis pendahulu.


Desa Hoelea kecamatan Omesuri menjadi tempat pertama dikunjungi rombongan, karena desa tersebut menjadi awal ditetapkan prasasti Dldesa sadar kerukunan atau desa Sadar Toleransi, dan satu satunya desa di kecamatan Omesuri  memiliki Madrasah Ibtidaiyah Negeri pertama sebelum yang lain.


Desa Kalikur Kecamatan Buyasuri menjadi rute kedua disinggahi rombongan dan menjadi tempat ditutupnya kegiatan rakor akbar tersebut, karena desa Kalikur memiliki 3 Madrasah Negeri dari tingkat Ibtidaiyah hingga Aliyah, bukan hanya icon Madrasah saja, namun Kalikur adalah tempat peradaban Islam Uyelewun.


Selain itu tempat ke III di kunjungi oleh rombongan adalah MTsN 3 Lembata di desa Umaleu kecamatan Buyasuri, yang menjadi pusat ibukota kecamatan. 


Madrasah di Uyelewun mayoritas Madrasah swasta dibawah yayasan pendidikan Islam kedang (YPIK), pergerakan Madrasah dari tahun ke tahun menunjukan tingkat keberhasilan  yang luar biasa. Setiap event lomba dan kegiatan kegiatan yang merangsang intelektual dan karakter peserta didik terus dikembangkan. Karena Madrasah bukan hanya unggul pada tataran iman dan takwa (imtak) namun ilmu pengetahuan (iptek) serta berakhlakul karimah yang luhur perlu digalakan menuju kesempurnaan. 


Menengok arah, atau kilas balik Madrasah Uyelewun tempo dulu sulit dibayangkan, karena pada saat itu Madrasah swasta bergerak sendiri untuk menghidup suburkan dirinya. Sehingga segala upaya dilakukan demi asupan nafas kehidupan Madrasah. 


Menariknya, kilas balik dari cerita ini ternyata ada Madrasah yang gulung tikar tapi kembali berkibar setelah mati suri, ada Madrasah yang hidup enggan mati tak mau, ada Madrasah yang hanya memiliki 2 guru yang mengajar 6 rombel, banyak siswa yang harus pindah ke sekolah SD karena satu dan lain hal dan banyak kisah tempo dulu pada Madrasah di uyelewun. 


Gurunya pada iklas beramal, sungguh sungguh walaupun gaji BP3 tidak rutin dibayar. Ketika musim barat tiba, siswa satu Madrasah di manfaatkan tenaga mereka untuk pembersihan kebun guru, gali dana lewat bergotong royong memikul pasir dan batu masyarakat untuk membeli kapur tulis, atau mengumpulkan pelepah daun kelapa untuk dijual lagi demi membeli kebutuhan sekolah pada waktu itu. Rutinitas  tersebut terus dilakukan demi membayar honororium guru yang nyaris tidak dibayar lantaran keterbatasan anggaran pada waktu itu. 


Madrasah di Uyelewun saat ini cukup membanggakan, karena fisik bangunan dan kualitas tenaga pengajar tidak bedanya dengan sekolah Negeri. Honororium pun didapatkan walaupun bersifat triwulan tetap saja mencukupi membeli beras untuk keluarga, menabung dan yang tak terduga. Bukan hanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Swasta, namun ada perhatian  pemerintah kepada para guru honor Madrasah melalu sertifikasi, tunjangan khusus dan terpencil, Madrasah swasta hari ini kebagian roti pemerintah, sehingga Madrasah di Uyelewun  bernafas lega menikmati segala bentuk suguhan pemerintah. 


Kementrian Agama dengan logo Ikhlas Beramal sepertinya telah melekat pada Madrasah, karena bekerja tanpa mengeluh menerima apa adanya. Para guru dahulu hanya modal jalan kaki bersendal jepit, mereka tidak mengenal Yamaha MIO dan CBR 150, mereka tidak mengenal tas Laptop dan sepatu fantofel, mereka hanya memiliki integritas dan loyalitas yang tidak bisa ditakar oleh timbangan apapun. 


Bangunan sekolah beratap rumbia, berdinding bambu dan berlantai tanah, tapi mereka tidak putus asa dan tidak mengeluh karena ikhlas beramal terwarisi hingga hari ini. Madrasah di Uyelewun semakin subur dan beranak pinak. 


Perhatian pemerintah khususnya kementrian Agama sangat menyeluruh baik Negeri maupun swasta. Bukan hanya Guru di Madrasah namun Guru Agama (GPAI) pada sekolah umum Kemenag selalu memperhatikan melalui perekrutan sertifikasi guru PAI, sehingga rata rata GPAI yang ada di Uyelewun khususnya dan Lembata pada umumnya telah disertifikasi oleh kementrian Agama kabupaten Lembata. 


Semoga Madrasah Uyelewun terus berkiprah tanpa batas, maju menuju kompetensi yang sehat dan berdaya saing. Roh Madrasah ada melekat pada diri kita, maka terus gelorakan Ayo ke Madrasah, Madrasah lebih baik, lebih baik ke Madrasah. Madrasah hebat bermartabat. 


Penulis: Sudarjo Abd Hamid.