Sekolah Dasar Negeri Leuwalang | Dok: Foto. Sudarjo |
MATALINENEWS.COM | LEMBATA- Sekolah Dasar Negeri (SDN) Leuwalang desa Peusawa kecamatan Omesuri memiliki sejarah penjang pendiriannya. Sekolah tersebut dikukuhkan menjadi lembaga pendidikan tepatnya pada tanggal 01 November 2022.
Sekolah Sekolah Dasar Negeri Leuwalang berdiri dan berkiprah sejak tanggal 01 November 1962 silam, sehingga ulang tahun beberapa hari yang lalu, sekolah tersebut genap berusia 60 tahun.
Usia yang dibilang telah Lansia, telah banyak makan garam, memiliki alumni yang tidak sedikit berproses di lingkungan ini dan telah mencerdaskan banyak generasi baik didalam maupun luar kampung.
Tepat hari ulang tahun (HUT) yang dirayakan pada (01/11) yang lalu. Musa Manaf Leutuan yang sering di sapa Musa Beda, mengisakan pada berumur 18 tahun dikala itu, menjadi pelopor pendiri sekolah selain Abdullah Landa Kader dan Amir Ledo, dan kedua orang tersebut suda meninggal dunia.
Ia menceritakan, pada tahun 1961 Abdullah Landa Kader dan Amir Ledo berjalan kaki menyusuri hutan belantara dan setapak jalan tanah berbatu dari desa Walangsawa, menuju desa Nilanapo kemudian tembus di desa Balirebong, dan turun ke desa Tapobaran.
"Melanjutkan perjalanan setelah bermalam di Hadakewa, dan lanjut perjalanan esok hari menuju Lewoleba untuk bertemu dengan Guru Bumi Liliweri (Departemen Pendidikan Flotim Pembantu Lewoleba). Perjalanan tanpa kendaraan yang begitu jauh, tidak hanya membutuhkan waktu pikiran serta tenaga, namun bekal dalam perjalananpun harus disiapkan dengan mapan. Setelah bertemu guru Bumi Liliweri di Lewoleba, arahan disampaikan dengan beberapa persyaratan yakni data peserta didik, jumlah Kepala Keluarga (KK), serta beberapa persyaratan lainnya." Lanjutnya
Selang beberapa bulan segala administrasi yang di amanahkan oleh Guru Bumi Liliweri pada waktu itu telah terpenuhi, sehingga saya dan Amir Ledo Kepala kampung Leuwalang kembali bersafari lagi ke Lewoleba dengan rute yang berbeda. Saya dan Amir Ledo berjalan kaki dari Walangsawa menuju Lewoleba, perjalanan yang cukup panjang, membuat kami harus bermalam di rumah Mandor Yunus di Balauring dan kembali melanjutkan perjalanan pada esok hari menuju Desa Weilolon hingga ke Beu Lanang Boli persis di Bak PAH di puncak Baja, melalui jalan pintas turun Lewolein dan kami kembali istirahat malam di Lewolein.
Esok pagi kembali kami melanjutkan perjalanan menuju Lewoleba untuk menyerahkan dokumen pendirian sekolah waktu itu. Sampai di Lewoleba karena sudah malam hari, kami berdua putuskan untuk tidur di Gereja Wangatoa, agar besok bisa bertemu Guru Bumi Liliweri.
Alhasil perjalanan tersebut segala perlengkapan administrasi disetujui oleh Guru Bumi Liliweri dan menamai SDN Leuwalang. Setelah di setujui, arahan lanjutan Guru Bumi Liliweri agar setelah dari sini (Lewoleba), kalian berdua harus berkunjung ke Tubungwalang untuk bertemu ( Binwil) Binaan Wilayah Pendidikan Kedang.
Setelah sampai di Kedang kami berdua menuju Tubungwalang bertemu dengan M.M Buyanaya selaku Binwil sesuai arahan Guru Bumi Liliweri. Kami serahkan dokumen yang telah disetujui tersebut untuk ditandatangani oleh M. M Buyanaya untuk kesohihan sebuah pendirian sekolah.
Musa Manaf Leutuan/ Pelopor Pendiri SD Negeri Leuwalang | Foto: Dok.Sudarjo |
Usai menandatangani dokumen, Binwil menyampaikan arahan kepada kami untuk bertemu dengan bapak Guru Gabriel Uri di Desa Aramengi, memohon menjadi Guru sm di SDN Leuwalang. Gaji / upah kepada pak Gabi Uri adalah memberi minum lagi dan makan siang setiap hari oleh KK yang telah disepakati bersama.
"Orang tua kembali mengumpulkan seluruh warga untuk menyampaikan hal dimaksud, seluruh orang tua menyepakati untuk membangun sekolah sederhana tiga lokal." jelas Musa
Ia menambahkan, tiang dan kebutuhan lainnya kami potong di Ai Teu Wilayah Ure dusun Hule desa Nilanapo pantai selatan Omesuri, yang kemudian swadaya penuh memikul dari tempat tersebut menuju desa Walangsawa tempat berdirinya sekolah tersebut terletak di arah utara jalan trans Lembata tepatnya dibelakang rumah bapak Muslimin Abdullah.
Musa juga menyebutkan, nama tukang yang mengerjakan sekolah pada waktu itu adalah Lewo Tamal dan Beda Boli. Kemajuan dan minat siswa masuk sekolah tersebut makin pesat, bangunan tiga lokal lama tersebut tidak bisa menampung arus siswa yang setiap tahun mengalami peningkatan. Atas dasar itu 10 suku walang lama loman, kuma lama mengi, kembali merembuk dan menyepakati untuk membangun baru tiga lokal bangunan sederhana, dengan atap rumbia dan berdinding bambu berlantai tanah, bertempat di halaman masjid Aljihad Walangsawa. Alhamdulillah tahun 1970 SD Negeri Leuwalang dibangun permanen dengan titik lokasi depan pasar dan depan gereja Bartholomeus Walangsawa yang eksis hingga hari ini.
"Ada 9 nama Kepala SD Negeri Leuwalang sejam 1962 hingga 2021. Gabriel Uri (Almarhum), Majid Gani ( Almarhum), Hendrikus Teheq, Aloysius Rupa (Almarhum), Leolado Watun(Almarhum), Andreas Taklapa( Almarhum), Maria Inang, Jamaludin Robi, Maria Kidi Kia Beni." tutup Musa Manaf (Sudarjo)