Notification

×

Sepenggal Perjalanan Karir Putera Lewotala Merubah Tofa Tani Menjadi Penah Berdasar Menuju Tiem 13 Formatur PWM NTT

Selasa, 14 Maret 2023 | Maret 14, 2023 WIB

amin_tahir
Foto Amin Tahir (Dok. Matalinenews)

MATALINENEWS.COM
-- Kampung Lewotala Desa Bilal kecamatan Adonara Timur adalah salah satu wilayah administrasi di pulau adonara, tepatnya di profinsi NTT kabupaten flores Timur. Terletak di atas pegunungan memiliki tekstur tanah yang subur, sehingga mempunyai sumber daya alam yang cukup kaya berfariasi. Pada umumnya masyarakat yang mendiami tempat tersebut memiliki homokarya yakni bercocok tanam.

Sebagai petani ladang tentunya harus memiliki body kekar ulet dan banting tulang, demi menghidupi keluarga serta urusan adat, yang tak luput dari pergerakan populasi dari generasi ke generasi hingga masa bertukar bersalin waktu. Sehingga berkarya tak kenal lelah, pergi subuh pulang senja, untuk pemenuhan kebutuhan primer keluarga.

Salah satu lumbung komoditi kabupaten tersebut di pasok dari pulau adonara, sehingga adonara menjadi basis pakan dan karbohidrat. Geliat ekonomi cukup progres dan memiliki perputaran uang yang cukup lancar di banding di tempat yang lain. Karena memiliki sumber daya Alam yang baik, maka rimbun pohon kelapa memayungi tak tembus langit, buah buahan melimpah seperti salak rambutan hingga kakao padat berisi, kokoh berdiri di tanah leluhur nusa tadon adonara.

Menyekolahkan anak adalah sebuah harapan, karena pendidikan adalah modal dasar untuk meningkatkan kesejahtaeraan keluarga serta kampung halaman, sehingga tidak sedikit orang Adanora menjadi tokoh lokal hingga Nasional dengan berbagai disiplin ilmu dan menyebar berbagai daerah.

Di kampung kecil desa (nama sahabat Nabi yang memulai Azan perdana) inilah, Sosok ikal berlesung pipit, beralis tebal tajam tatapan, ada terselip tahi lalat di jidat bawah, menanda akan sosok cerdas memiliki segudang mimpi. Dialah putra jangkung berlenggang ayu, sesekali gigi putih tersusun apik terlihat bila tersentil guyon bersarang lucu, bibir coklat memanggut perlahan seakan membisik firman pada setiap kaum hawa yang mampir di beranda hatinya. Saat berceloteh kata demi kata terbata bata, tak spontan memberi isyarat seperti orang lain yang two the point. Namun liukan kata menjauh dengan pesona kasmaran hingga menuju lorong waktu yang tepat hingga esensi  panah kalimat di lepaskan dari busur kesiapan menuju sasaran harapan.

Amin Tahir, pertama kali di baluti lampin bayi, awal meneguk colustrum ASI bunda. Tepatnya di desa tersebut diatas, beliau di hadirkan oleh Sang Pencipta tepatnya 10 Desember 1977, ia merengek dan menangis, terdengar melengking jauh oleh orang orang sekitarnya. Terlihat air muka bahagia terpaut dalam oleh Ibunda Hasna, dengan susah payah mengandung selama 9 bulan, menenteng hingga ke kebun,membawa hingga ke pasar, menjaga buah hati sibiran tulang untuk terus sehat dan menjadi harapan masa depan keluarga. Tak luput rasa bahagiapun  nampak, pada guratan wajah sang pangeran, peluh keringat tak di hiraukan, otot lurik seakan kencang beralir darah, dada kekar terus berdentum oleh denyut jantung bahagia sang Ayah Taher Tukan (Almarhum), terdengar warta jabang bayi mancung hidung telah selamat dalam berjuang dari alam rahim menuju bumi Tuhan.

Kehidupan keluarga tergantung musim, kedua orang tua bukanlah Niagawan sejati apalagi mimpi menjadi seorang abdi negara, mereka adalah petani ulung, namun memiliki khayalan besar bahwa buah hati mereka pasti memiliki kehidupan yang layak di kelak kemudia hari.
Amin Tahir sangat tau diri, bukan seorang anak yang manja apalagi di beri fasilitas yang memadai. Ia berbesar hati untuk terus berjuang dan bekerja keras, sepulang sekolah ia harus bergegas setelah santap siang jagung titi dan sayur marungga, menuju area pengrajin batu bata. Mencetak batu bata adalah rutinitas untuk mendapatka rupiah, karena ia tahu bahwa hidup butuh perjuangan, untuk menuju kesuksesan.

Sembari sebagai pengrajin batu bata, beliau juga ahli panjat memanjat, ia sering memetik buah kelapa untuk dijadikan kopra, kemudian memikul beberapa kilometer  untuk di timbang kepada tengkulak, bercelana pendek selutut, dengan baju kumal tak terbentuk, ia susuri kerikil tajam jalan berdebu. Aktifitas ini menjadi rutinitas sang Guru PAI ini di kala masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Batok kelapa yang keras dan tekstur kelapa puan yang lembut, tercermin pada dirinya seorang pekerja keras namun bertutur sapa yang lemah gemulai.Kelapa adalah pokok jangkung berbatang keras berakar serabut, pohon tersebut memiliki multimanfaat, terekam jejak pribadi pangeran dari timur ini memiliki multitalenta, selain kaya bahasa dalam bernegosiasi, ia pula dapat sewaktu waktu menjadi tukang kayu musiman, maupun menyusun bata rumah diwaktu senggang, yang lebih jago lagi adalah pekerjaan ibu ibu di kampung mampu ia geluti seperti membuat jagung menjadi pipi (jagung titi) penganan khas lamaholot. Begitu pula belepotan tanah coklat bercampur air untuk di jadikan batu bata, tersemat pada pribadinya seorang yang tau diri bahwa tercipta dari bumi, terus berkarya seperti aliran air yang tak berkesudahan.

Awal mula ia merintis CALISTUNG pada MIS swasta Lewotala hingga berijazah di tahun 1990. Kemudian menuju waiwerang mengasah tulisan lebih rapih, tepatnya di MTS Negeri yang sekarang menjadi (MTSN 1 FLOTIM), kemudian masi bertahan pada simpul yang sama, merangkai secarik surat cinta, belajar bersiul kebarak adonara hingga menemukan jantung hati belahan jiwa, tepatnya di MAS weiwerang (sekarang MAN 1 FOLTIM) dan memilki ijazah tahun1998, bersama Rasyid abd jalan (kabid dinas kesehatan lembata), yang kolega sebangku hingga kini masih bergumul di Ortom perserikatan Muhammadiyah NTT.

Setelah menamatkan sekolah tersebut ia sempat melang lang buana ke pulau jawa, tepatnya kota bangit kab. Pasuruan Jatim melanjutkan studinya pada pesantren ilmu fiqih (PTIFD), namun tidak bertahan lama,karena faktor ekonomi keluarga serta gemerlapnya dunia malam (penari jaipong), ia putuskan untuk tidak melanjutkan belajar di tempat tersebut. Sehingga pada akhirnya kembali ke tanah tumpah darah, tepatnya UMK Fakultas Agama Islam Jurusan Tabiyah, ia menyabet gelar S.PdI pada tahun 2004 yang lalu.

Waktu terus berganti serupa pergantian almanak dan sio dalam kelender cina kuno, beliau enggan mudik ngabdi pada ibu pertiwi, namun memulai mencoba mengikuti seleksi salah satu program Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2004 di jantung kota profinsi, ia dinyatakan Lulus dan diterima kemudian di tugaskan pada SMAN 5 kupang, mengampuh mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti. Sewindu dalam menanti, hingga kapan menjadi Honorer kategori I (KI) berakhir, bertanya dalam diam, terus bergelayut hingga kapan dapat meraih NIP dan terdapftar menjadi ASN pada BKN pusat. Memang pada dasarnya proses tak pernah mengkhianati hasil. Berkat ulet dan loyalitas yang mendasar serta doa tulus kedua orang tua, restu leluhur lewotanah, tepatnya pada tahun 2012 bak durian runtuh, ia diangkat menjadi ASN profinsi dan berstatus PNS Aktif.

Selain sebagai abdi negara, beliau selalu menyibukan dirinya dengan aktifitas lain, seperti aktifitas sosial keagamaan, karena ia telah berikrar untuk mewakafkan sebagaian masa untuk terjun langsun pada kegiatan kegiatan sosial lainnya. Ia memiliki kompetensi pribadi dan sosial yang matang, sehingga ia tidak asing ketika hadir di tengah tengah generasi muda maupun tua, ia selalu di sapa dengan sebutan AMA BALA PITO (Bapak bergading tujuh), menunjukan identitas lelaki adonara yang bergading mahar, berparang panjang menghunus pinggang, jago menunggang kuda, tepat sasaran bermain panah, dan sangat komitmen dalam berhubul watan terhadapa sejengkal tanah warisan leluhur. Beliau aktif di beberapa organisasi kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan enam tahun terakhir dapat kita lihat dibawah ini, sebagai standar efaluasi diri dan kemudian boleh menjadi dasar pijak untuk pembaca, bahwa hijrah tinggalkan kampung halaman, namun pikiran dan roh harus tetap eksis pada tempat ari ari di kuburkan. Diantara organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

Ketua umum PWPM Nusa Tenggara Timur. Sebagai Top Leader pastinya memiliki waktu yang cukup padat, selain mengajar di sekolah pastinya menyisihkan waktu juga terhadap Pemuda Muhammadiyah. Karena perancang dan eksekutor sebuah wadah berada pada tangan palu sebagai ketua. Ia terpilih sebagai ketua masa khidmat 2014-2018 bersama sekertaris umum saudara Sadikun Karab,S.PdI, menahkodai biduk Angkatan Muda Muhammadiyah ini dengan penuh tanggungjawab dan dinamika organisasi begitu apik berwibawa, selain waktu di gunakan untuk kemaslahatan dan gerbong  kereta oraganisasi tersebut, ia masih sempat menggunakan sedikit waktu buat keluarga bergumul mesra, sekedar melepas kalut mengobati kesibukan yang kian mendera jiwa lelaki jangkung atletis tersebut. Waktu baginya adalah pedang, bila tidak di gunakan maka akan memangkas sebagian kesempatan dan terbuang percuma. Sehingga baginya ketika adala liburan sekolah pada kalender pendidikan ia selalu berkunjung ke daerah untuk konsoludasi organisasi, dan memberi motifasi via handpone maupun WA untuk keberlanngsungan wadah tersebut. Walaupun berada di jantung kota profinsi namun ia tetap tidak lupa akan tempat di kuburnya ari ari disaat beliau dilahirkan, sehingga saat momen lebaran pasti mudik dilakukan sekedar melepas kengen pada keluarga dan ziarah pada makam makam orang tua terdahulu.

Sebagai sekertaris Umum DPD KNPI NTT periode 2013-2016. Tentunya sebagai sekertaris umum pasti memiliki peran yang cukup strategis dan bertanggungjawab penuh terhadap semua aktifitas organisasi yang bersifat administratif. Sehingga ia membagi waktu sebaik mungkin,demi perjalanan organisasi yang  sesuai visi serta misi yang termaktub dalam organisasi nasional tersebut. Ia cukup matang dalam segala lini kehidupan, sehingga ia bukan saja di percaya pada level organisasi agama maupun perserikatan, namun juga secara nasional beliau mampu menunjukan kredibilitas yang mumpuni sehingga pinangan pinangan bertubi,menghampiri untuk menjadikannya sebagai sebagian dalam pergerakan organisasi tersebut.

Anggota majlis pendidikan dasar dan menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah periode 2012-2017. Sebagai anggota jelasnya  memiliki peran yang bukan sebagai pelengkap penderita, namun lebih dain itu. Sebagai anggota dalam sebuah organisasi pastinya saat rapat tentunya menyampaikan argumentasi serta ide ide dalam menumbuhkembangkan organisasi. Sebagai wujud atau peran sebagai perangkat dalam postur wadah tersebut. Tentunya beliau pula memiliki emosianal serta pengalaman yag tak kalah pentingnya dalam organisasi tersebut. Karena beliau secara hirarki mengikuti pengkaderan ortom berjenjang, sehingga bukan barang baru sebagai anggota di dalam keanggotaan majlis PENDASMEN PD Muhammadiyah tersebut.

Amin Tahir memilikin integritas diri yang tinggi, mengapa ?? karena ia sadar sepenuh hati bahwa harga diri adalah sesuatu yang tidak bisa di rupiahkan/di sandingka dengan barang apapun. Ia memilki moral dan keluhuran budi yang tak diragukan, dan mampu membawa diri dalam balance prestice dan sosial, sehingga ia terkenal dan sangat di kenal oleh orang-orang yang pernah kenal secara dekat dengan pribadi. Ia tidak memilki kepalsuan atau imitasi dalam diri, namun segala sesuatu yang nampak baik kata maupun etika,merupakan cerminan pribadi dari hati, tanpa harus berkamuflase, membingkai kemunafikan diatas kata dan tindakan. Seyogiyanya beliau terlahir dari kalangan keluarga relegiuitas,lingkungan telah membentuk kadar interaksi sosial yang agamais, sehingga pria Sawo Matang beralis tebal ini,mampu menata dirinya untuk beradaptasi dengan mudah di manapun dan arena apapun. Ini terbukti dari klien keluarganya mengarahkan beliau untuk mengenyam pendidikan yang berbasis keagamaan dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Selanjutnya hingga bergelut pada dunia kerja ia adalah seorang guru PAI pada sekolah. Menjadi seorang guru Agama tentunya memiliki beberapa dimensi karakter terutama menjaga tutur kata dan tindakan harus di lakukan seiring dan sejalan, karena hal tersebut diyakini betul bahwa, tercermin dari dalam jiwa, mengkristal lewat sikap dalam berinteraksi sosial. Karena sebagai guru tak terlepas dari peran mendidik keluarga serta siswa dilembaga pendidikan yang ia tanamkan nilai nilai luhur yang sesuai Agama dan pancasila sebagai dasar negara.

Beliau terkenal denga pribadi yang luwes dan beradaptatif pada semua gelanggang, karena tidak terlepas dari usungan didikan dan nasehat serta inspirasi keluarga,yang mampu membangkitkan giroh kerja yang tak kenal lelah, ia selalu menjadikan wejangan adalah motifasi dasar dari sang Kakak kandung saudara RASYID TAHER yang telah banyak memakan garam kehidupan, sebagai ASN kementrian Agama.
Semasa menetap dan mengasa diri di kota Kupang sejak menjadi mahasiswa, ia tidak di lepas begitu saja tanpa arah. Namun selalu di monitor lewat  ajaran dan nilai kejujuran serta kesabaran dalam menuntut ilmu. Karena bagi beliau adalah sang motifator yang militan dan mempunyai segudang pengalaman yang mumpuni. Dialah bapak MUSLIMIN KOPONG (almarhum) pensiunan ASN pada kantor Kementrian Agama Profinsi NTT,merupakan paman sekaligus orangtua semasa mulai mendulang pengalaman di dunia perguruan tinggi. Semoga Almarhum selalu di naungi Allah di alam barzah atas seluruh amal jariyah yang pernah di sumbangkan baik materi maupun non materi.

Ternyata setelah di kaji pribadi, beliau adalah tokoh yang cukup komitmen dari kata maupun tindakan. Terjawab secara realita perjalanan rasa dan alur cinta yang tak habis bercerita. Cinta dan rasa tumbuh di pulau Adonara, hingga terijabah sang Khalik untuk bersatu lewat izab kabul di kota Karang, terbawa di mulai hingga usai berumah tangga. Lewat surat cinta ia titipkan, lewat mata ia bicarakan, dari sikap ia buktikan. Pada tembok madrasah dengan sepoih angin laut terhempas dari ujung pulau solor, merasuk dan berdiam di antara hati mereka. Dikala sandaran perahu kayu tambat di dermaga weiwerang, ia mengajak juwita belahan jiwa untuk mampir di sudut dermaga sambil menikmati panorama laut sawu yang ganas, sembari meniti harap hidup bersama sampai kapanpun. Sehingga walaupun niat awal ke Bangil pasuruan menuntut ilmu. Harus  terputus oleh rasa rindu yang menikam jiwa, ia harus pulang Kupang dengan beribu alasan. Agar lebih dekat memupuk benih benih kerinduan yang terbawa dari Aliyah. SYARIFAH APU  figur ibu tauladan seperti Aisya hulmairah istri saleha rasulullah. Memiliki karakter jiwa seperti Khadijah Ummulmukminin, wanita yang sangat taat kepada sang suami, yang selalu meberi dukungan setiap waktu atas keputusan yang di ambil oleh kepala keluarga, walaupun kadang keputusan sangat beresiko terhadap karir dan masa depan keluarga, ia sangat sigap mengambil peran ketika sang suami melaksanakan tugas di tempat lain baik kedinasan maupun organisasi. Mereka seperti Julaikha dan Yusuf, mereka ibarat Rama dan Shinta seiya sekata, serusuk dalam tulang dan sedarah dalam daging. Moga sakanun sakkinah mawaddah warahmah hingga dunia ini terpisah oleh jiwa serta raga.

Ia tanamkan niat begitu besar menuju perhelatan akbar musyawarah wilayah muhammdiyah NTT yang bakal terjadi di negeri Kelimutu, karena ia yakin kompetensi yang dimiliki serta kemampuan dalam ekspansi jaringan dari daerah hingga pusat tentunya ia miliki, ia telah menanam jasanya puluhan tahun lalu, saat masih menyandang aktifis tulen IMM di Kampus Pluralistik itu.

Beliau ini cukup di kenal dan terkenal bagi orang yang telah bersamanya, karena psikologi dan cekatan cepat akrab ia punyai, ia bagaikan kelopak mawar yang tumbuh di tepian jurang, hanya bisa memandang namun sulit di petik, karena memiliki duri pelindung diri yang cukup tersecurity. Senyum manis yang mampu merangsang gulatan diskusi semalam suntuk, ia cukup kaliber memetakan kekuatan kekuatan dalam sebuah pertarungan, namun perlakuannya cukup santun tidak menyakiti.

Nawaytu menjadi tiem 13 formatur PWM NTT adalah impiannya, karena bagi ia, sulit suara di dengar bila kita masih berseliweran di luar pagar amal usaha. Banyak kader handal dan kompeten harus berkarya di luar sana, padahal secara akademik dan sosial telah terukur tak tertandingi. Ia akan menjadi tokoh di masa mendatang, karena ia telah menabur benih dermawan yang tak berharap pujian, apalagi menggantikan yang telah terberi olehnya.

Sosok sejati Lamaholat ini berharap musywil berjalan benar benar terbuka dan terkesan meninggalkan drama kekeluargaan. Bukan menjadi sebuah jurang pemisah, bukan menjadi kita semakin terkotak kotak, namun kita harus memahami jati diri kita masing masing, dan mengerti akan anatomi tubuh yang di milik, kita besar karena kita di tumbuhkan oleh lahan yang memiliki kadar tanah yang cukup baik, sehingga kita berbunga dan berbuah, jangan sekali kali kita lupa tanah tempat pertama kita tumbuh, lingkungan pendukung, karena merekalah kita menjadi hebat. Ingatlah jika telah menjadi pohon besar, bahwa rumput yang rendah di bawah mu, telah menyisahkkan makanan untukmu, dan telah menjadi pelindung di kala masih tertutup tanah. Sehingga jangan sekali kali melupakan kebaikan yang telah membuatmu menajadi besar, karena kesuksesan tak pernah hadir bersifat tunggal, namun ia datang berkat jamahan tangan orang lain.


Penulis : sudarjo abd. Hamid,S.PdI (Aktifis Pemuda Muhammadiyah Kab. Lembata)