Notification

×

Profil Desainer Bogor Mampu Mendesain Panggung Mewah Di Lembata

Minggu, 23 April 2023 | April 23, 2023 WIB

rifaldi_muhammad_sari
Foto: Rifaldi Muhammad Sari (Sang Desainer Hebat Panggung Utama Perlombaan Qosidah Remaja)

MatalineNews, Lembata-
 Rifaldi Muhammad Sari sang Desainer hebat panggung utama perlombaan Qosidah Remaja yang begitu mewah dan sangat banyak di puji secara langsung hingga para netizen di dunia maya. Lelaki jangkung berjambang tipis ini, dengan wajah tampan mirip aktor laga Bollywood ini, sejak beberapa minggu lalu meletakan tapak mungilnya di tanah berbatu tepatnya di Desa Kalikur WL Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur. 


Ia berasal dari Jawa Tengah tepatnya di Wonogiri, namun ia besar dan menimbah pengalaman dari pendidikan dasar hingga kuliah di Bogor. Ia bersama Abdullah Ladopurab putra Weikoro yang menghadirkan Ia di Lembata, adalah teman baiknya semasa bersama di pesantren Darussalam Bogor, dan Rifaldi menyelesaikan pendidikan universitas terbuka berbeda dengan teman baiknya. 


Panggung perayaan yang begitu mewah, memiliki desain seperti Tajmahal dan beberapa kontruksi bangunan di Negara Dubai tersebut, mengisah banyak inspirasi baru, karena kemewahannya dapat membentuk deretan pujian dari setiap orang yang melihat, baik secara langsung maupun melalui media sosial. 


Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Buyasuri  tahun ini tentunya memiliki pengunjung yang membludak, karena selain desain panggung yang begitu  gagah ibarat istana tersebut, namun syiar dan animo agama yang besar di tempat tersebut. 


Wawancara singkat oleh awak media pada jumad, 21/04/ 2023 bersama desainer tersebut tentang kisah perjalanan hingga ke Lembata Rifaldi menyampaikan bahwa biasanya di pesantren sebutnya, hal seperti ini lumrah dilakukan yakni desain panggung Aksara ( Aneka Kreasi Santri Darussalam), tiba tiba saya di informasikan oleh teman (Syaf'i dan Rahman) yang berasal dari Lembata, mereka guyon bahwa di tempat mereka juga sering dibuat seperti ini, cuman masih seadanya cerita Rufaldi. Rifaldi meyampaikan bahwa coba ada kegiatan lagi di buatlah seperti ini motifasinya. Mereka berpikir untuk memulai panggung semewah ini tentunya memiliki anggaran yang besar, padahal desain ini tidak memiliki anggaran besar, sebenarnya hanya butuh triplek, kayu penyanggah dan bermain pada lukisan tegas Rifaldi. 


Kalau di tempat ini, kita bisa manfaatkan sumber daya alam yang ada, tidak harus kontruksi besi dan lain sebagainya pungkas Rifaldi. Bisa kita manfaatkan apa adanya bukan karena apa adanya tanpa memberi kesan, namun kita buat sedemikian rupa dari sisi estetika dan kenyamanan dalam sebuah hajatan ungkap Rifaldi. 


Menurutnya waktu yang di habiskan dalam pengerjaan hingga finishing hanya 10 hari lebih dan siap pake. Ini saya lakukan sendiri bagian lukisan, namun cukup berkesan atas antusias umat Weikoro sangat luarbiasa dalam membantu menyekesaikan panggung ini kesannya. 


Terkait kendala sebenarnya menurut Rifaldi hanya pada waktu yang terlalu kasif dalam pengerjaan, sehingga belum maksimal dilakukan, ia menambahkan harapannya bahwa pengen seluruh pelosk Negeri ada kegiatan seperti ini, walaupun dengan segala keterbatasan namun kemauan dan rela berkorban untuk syiar Islam kita mampu memfinishing dengan baik tutup pria kelahiran Wonogiri tersebut. 


(Sudarjo/Red)