Foto: Daniel Fernandez |
Awal mulai karir Ia di angkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, dan di tempatkan di sebuah SLTP swasta di Maumere. Waktu selang tidak bagitu lama, entah apa yang mengganjal di hati pria tampan ini. Tiba tiba ia putuskan hubungan kerja alias berhenti dari PNS dan merantau ke ibukota Negara. Padahal profesi bergengsi yang di nantikan oleh banyaknya orang ini, ia rela tinggalkan tanpa pikir panjang. Ia mulai angkat kofer tinggalkan kampung halamannya, orang tua serta sanak keluarganya. Padahal rumpun keluarga yang di miliki cukup terpandang dan di hormati disana.
Setelah sampai di jakarta, singkat cerita lelaki kulit putih ini, mencoba mendaftar pada sebuah kampus Ikip miliki Muhamadiyah di sana. Ia pun di Terima dan berakhir meraih ijazah. Karena gen kecerdasan nya ia terkenal oleh seluruh kalangan, lebih lebih teman mahasiswa nya di kala itu. Ia pun melanjutkan S2 di sebuah kampus negeri di jakarta. Sambil menyelam minum air pantas di berikan kepadanya, kerna selain calon mahasiswa magister, ia juga menjadi dosen di UHAMKA selama kurang lebih 35 tahun mengabdi.
Pria darah Flores ini walaupun hidup di luar tempat lahirnya, ia tidak pernah lupa sedikitpun kampung halamannya, terbukti ia masih lincah berbahasa Sikka dan masih bercerita lengkap tentang Maumere. Ia yang terkenal di kalangan Muhamadiyah ini dari pusat hingga daerah ini, karena jabatan yang di emban dan di percayakan kepadanya menjadi Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhamadiyah.
Menjadi pimpinan pusat Muhamadiyah baginya tidak segampang berkedip mata, namun ia lalui penuh pengorbanan dan keuletan hingga ia sampai di puncak karir dari guru hingga dosen bahkan menjabat sebagai pejabat teras di pimpinan pusat Muhamadiyah.
Karena karirnya puncak di majlis dikti PP, maka baginya menjelajahi nusantara cukup gampang. Ia sering di utus ke daerah terkait pengembangan kampus Muhamadiyah maupun akreditasi, urusan satu hal ini baginya amat matang dalam benak beliau, karena ia adalah pelaku sejarah bersama teman teman seangkatannya. Hampir sebagian wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua di datangi karena urusan pendidikan dari awal hingga purna tugas.
Hampir setiap tahun beliau mudik ke Maumere, dalam rangka jiarah keluarga serta undangan. Setiap kali prosesi wisuda di Ikip Muhamadiyah Maumere, pasti Daniel Fernandez di undang selaku tokoh dan putra daerah. Baginya sebuah kehormatan bila hadir di tanah kelahirannya, untuk memberi motifasi untuk pengembangan Amal Usaha Muhamadiyah di Nian Tanah Sikka.
Sampai hari ini beliau menetap di jakarta. Ia memilki seorang istri berdarah Jawa tepatnya berasal dari Purworejo, sesekali ia pulang kampung bersama keluarga, karena baginya tanah kelahiran adalah tanah tumpah darahnya.
(Sudarjo/Red)