Notification

×

Buaya dan Keselamatan Manusia

Jumat, 15 September 2023 | September 15, 2023 WIB

buaya_lembata
Buaya dan Keselamatan Manusia (Penulias: Sudarjo Abd Hamid)

Lembata-- Dunia maya serta sentero Kedang pada dua wilayah Kecamatan Omesuri dan Buyasuri serta Kabupaten Lembata di landa peritiwa naas, yang menimpa saudara Goris Buanglera beberapa waktu lalu, oleh bengisnya buaya yang telah menerkam almarhum di area pantai Desa Bean Kecamatan Buyasuri. Hingga di temukan tak bernyawa oleh keluarga di pantai selatan Desa Nilanapo Kecamatan Omesuri.


Kejadian ini beruntun setiap tahunnya di sepanjang pantai wilayah selatan ke dua Kecamatan tersebut, dengan beberapa aktifitas, baik memancing, menyuluh hingga bertani rumput laut di area tersebut. Sehingga hal ini sangat menyita perhatian semua orang untuk secara serius menanggapi, agar tahun tahun mendatang masyarakat tidak mengalami lagi hal yang sama.  Korban yang berjatuhan ini sangat tidak wajar dalam nalar manusia, karena kejadian ini berulang setiap tahunnya. Hal ini tidak di benarkan baik secara adat maupun hukum apapun, karena nyawa manusia  patut di jaga dan di lestarikan.


Dalam keyakinan masyarakat Kedang buaya sering di sebut dengan Nenek Moyang. Sehingga binatang buas tersebut walupun secara nyata telah merenggut nyawa manusia,  pada kesempatan itu pula  buaya di lepaskan kembali kesarangnya. Kejadian kemarin cukup menjadi bahan diskusi bersama,  terkait di temukan buaya yang sementara menghimpit tubuh korban antara gerigi taringnya, dan para penemu menyampaikan kepada buaya dalam bahasa Kedang “ O bele, O bele we, Kua ma Lataq te’e sain bayan we?  bale, bale de’ deq nu ne”, Kau lepas kau lepas ka, kenapa tidak patuhi kita punya kesepakatan ? pulang, pulang sudah di tempatmu, ungkap salah seorang di dalam video yang beredar luas tersebut. (Kutipan pada Vidio penemuan jasad korban di wilayah Nianapo).


Memang pada dasarnya buaya adalah reptile buas yang senantiasa hadir mencari mangsa, apalagi sekali makan ia kan bertahan beberapa bulan untuk tidak mengkonsumsi makanan. Di lihat dari perjalanan waktu  pada zaman dahulu hal ini hampir tidak di temukan bahkan tidak hadir di telinga bahwa manusia di terkam buaya. Namun akhir akhir ini berita kemalangan ini terus menghiasi beranda media dan kehidupan.


Sebuah catatan penting yang ingin di sampaikan pada tulisan ini bahwa, tidak ada keseimbangan dan penyediaan makanan yang cukup bagi buaya. Misalnya hutan yang dahulu rimbun dan tempat populasi babi hutan serta rusa untuk berkembang biak, malah kita babat hutan tersebut hingga menjadi gundul dengan alasan membuka lahan kebun dan lain sebagainya. Sehingga berakibat pada minimnya dan terputus rantai makanan. Jelasnya secara sepihak ada tingkat kerugian yang di alami oleh populasi tertentu. Akibat dari ketiadaan/terputus rantai makanan, segala sesuatu yang bisa baginya untuk mengkonsumsi selama ada kesempatan, tentunya raga manusiapun menjadi sasaran empuk bagi buaya.


Pada laman Kompas.com buaya termasuk hewan buas yang banyak di takuti manusia. Saat ini, terdapat sekitar 23 spesies buaya yang di anggap berbahaya bagi manusia.


Internasional union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan terdapat empat alasan jika buaya meyerang manusia. Empat alasan tersebut adalah lapar, mempertahankan wilayah, melindungi anak anak mereka atau bermaksud menyerang spesies lain.


Manusia pantas takut terhadap binatang berbisa tersebut, karena selain memiliki berat badan yang cukup tinggi, di sisi lain memilki senjata ampuh untuk mengoyak tubuh manusia menjadi bagian bagian tertentu, dan cengkeraman binatang ini sangat rekat yang tidak bisa terlepas bila telah berada dalam genggamannya. Alasan menyerang manusia yang di sampaikan pada laman di atas wajar adanya, karena kesdiaan makanan telah habis, upaya mempertahankan wilayah kekuasaan, melindungi anggota keluarga serta menyerang spesies lain yang di anggap mengancam keberlangsungan hidupnya, sehingga bagi kita yang berada di wilayah pantai, harus berhati hati terhadap binatang tersebut, karena pada dasarnya binatang tidak memiliki akal dan timbang rasa seperti manusia. 


Begitupun pada laman IDN idntimes menjelaskan bahwa buaya adalah karnivora ganas dan berbahaya. Bahkan , gigitan buaya muara memiliki kekuatan 3.700 poun per inci persegi (psi) atau 16.460 newton, ungkap laman National Geoghrapic. Saking kuatnya, buaya bisa menyeret dan mengoyak tubuh kita dengan mudah.


Keganasan buaya bahkan gigitan yang memiliki kekuatan dalam hitungan newton tersebut, dan mampu menyeret dan mengotak tubuh manusia tersebut mampu di laksanakan dengan enteng. Bayangkan jarak antara Desa Bean dan Desa Nilanapo berkisar belasan kilometer, namun tubuh sang korban di seret dengan gampang. 


Buaya dan manusia adalah makhluk hidup yang berbeda dari sisi tempat dan logika. Perbedaan itu mesti menjadi sebuah refleksi dan kajian yang runut bagi kita, agar keseimbangan kehidupan antara alam dan manusia berjalan baik. Kadang kita manusia senang merusak alam dari darat hingga laut, kita tidak pernah menjaga keseimbangan alam dan keselarasan hidup. Gunakan akal pikiran serta logika yang Tuhan berikan kepada kita. Apabila tempat tersebut berbahaya dan mengancam keselamatan manusia, maka kita perlu waspada sebelum kejadian apes itu kembali terjadi. 


Hindari logika yang menyesatkan, karena spsies yang bernama buaya kodratnya adalah memangsa, menerkam dan mematikan. Olehnya itu apabila ada aktifitas di laut maupun di pesisir pantai, hendaknya jangan sendirian dan selalu iktiar akan segala musibah yang bakal terjadi. 


Tips Menghindari Bahaya Dimangsa Buaya:


Pertama, jangan mendekati atau mencoba untuk memberikan makanan ke buaya. Buaya yang terbiasa mendapatkan makanan dari manusia cendrung menjadi agresif.


Kedua, jangan mencoba menakuti atau mengusir buaya. Ini dapat membuat buaya menjad lebih agresif dan memicu serangan


Ketiga,  jangan berengan atau mengambil jalur yang dekat dengan buaya. Jika anda berada di perahu atau kapal, pastikan kapal tersebut berada pada jarak yang aman dari buaya.


Keempat, tetap tenang dan jangan bergerak terlalu cepat. Jika anda terlalu berisik atau bergerak terlalu cepat anda dapat membuat buaya lebih agresif.


Kelima, berdiri di tempat yang aman dan segera menghubungi otoritas setempat untuk memberitahu mereka tentang keberadaan buaya.


Keenam, hindari melakukan aktifitas di tempat tempat yang di kenal sebagai habitat buaya seperti are pantai, sungai atau danau yang memiliki polulasi buaya yang tinggi.


Ketujuh, jangan meninggalkan sampah di dekat sungai atau danau karena ini dapat memancing buaya untuk mendekati pemukiman


Kedelapan,  jika Anda tinggal di daerah yang dikenal memiliki populasi buaya yang tinggi, pastikan untuk mematuhi peringatan dan informasi dari otoritas setempat dan berhati hati saat melakukan aktifitas di luar ruangan


Kesembilan, Jika anda secara tidak sengaja masuk dalam jangkauan buaya dan merasa terancam, maka berjuangalah untuk keluar dari cengkraman buaya dan segera hubungi layanan darurat untuk mendapatkan bantuan medis, Batamnews 


Kepada seluruh masyarakat Kedang yang berdomisili di pesisir pantai maupun aktifitas di laut, di mohon sekiranya tetap berhati hati. Begitupun kepada pemeruntah setempat, agar selalu menghimbau warga masyarakat Kedang untuk sementara jangan melakukan aktifitas di tempat tempat berbahaya tersebut. Begitupun para pemangku adat serta pemerhati lingkungan, agar senantiasa memberikan pencerahan serta ultimatum kepada pelaut,ataupun seremonial adat yang bisa meredahkan bahaya bahaya mendatang kepada masyarakat agar mereka luput dari kejadian serupa. 


Penulis: Sudarjo Abd. Hamid Jurnalis Matalinenews.com. Menetap di Leubatang Kecamatan Omesuri Kabupeten Lembata NTT.