Notification

×

Kolaborasi Lanud El Tari Bersama Pemerintah Daerah, Kampus, dan Masyarakat dalam Membangun Ketahanan Pangan

Jumat, 06 Oktober 2023 | Oktober 06, 2023 WIB

lanud_el_tari
Foto: Marsekal Pertama TNI Aldrin Petrus Mongan, S.T., M.Hum., M.Han. (Komandan Pangkalan Udara TNI AU El Tari Kupang NTT)

MATALINE
NEWS.COM | KUPANG - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah sebuah wilayah yang kaya akan keindahan alam, namun menghadapi tantangan serius dalam sektor pertanian dan peternakan. Salah satu masalah utama yang menghambat perkembangan sektor ini adalah curah hujan yang sangat rendah. NTT merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling rentan terhadap kekeringan, dan kekurangan air menjadi masalah serius bagi pertanian dan peternakan. Tanah yang kekurangan air menghambat pertumbuhan tanaman dan produksi pakan ternak, yang pada gilirannya mempengaruhi ketahanan pangan di wilayah ini.


Selain itu, NTT juga dihadapkan pada permasalahan terkait dengan Nilai Tukar Petani (NTP). NTP yang seringkali berada di bawah angka 100 menunjukkan bahwa petani di NTT seringkali mendapatkan pendapatan yang sangat rendah dari hasil panen mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan akses terhadap pasar, infrastruktur yang kurang mendukung, dan kurangnya penggunaan teknologi pertanian yang efisien. Tingkat NTP yang rendah ini mengindikasikan bahwa ada masalah struktural yang perlu diatasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di NTT.


Ketahanan pangan menjadi semakin penting dalam konteks pertahanan negara, mengingat letak geografis NTT yang berbatasan darat dengan Timor Leste dan memiliki batas laut dengan Australia. Provinsi ini memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan negara. Oleh karena itu, peran TNI, khususnya Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara (Lanud) El Tari di Kupang, sangat penting dalam membantu mengatasi tantangan di sektor pertanian dan peternakan di NTT.


Lanud El Tari memiliki potensi yang luar biasa untuk mendukung pembangunan pertanian dan peternakan di NTT. Dengan manajemen logistik yang terpercaya, tenaga kerja yang memiliki keahlian teknis di berbagai bidang seperti enjinering, elektronika, dan robotika, Lanud El Tari dapat menjadi pusat pengembangan pertanian cerdas berbasis pertanian presisi. Mereka dapat berperan dalam pengembangan irigasi mikro, Internet of Things (IoT), sistem sensor, dan kendali jarak jauh untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan. Selain itu, lahan yang dimiliki Lanud El Tari dapat digunakan sebagai lahan percontohan berskala besar, memberikan contoh nyata kepada pemerintah daerah, kampus, dan masyarakat tentang inovasi dalam sektor pertanian dan peternakan.


Kemampuan personel militer dalam manajemen risiko juga menjadi aset berharga dalam pengembangan pertanian dan peternakan di daerah yang sulit. Anggota militer sering dilatih untuk merencanakan, mengelola, dan mengatasi situasi yang penuh tekanan, yang juga berpotensi untuk digunakan dalam konteks pertanian dan peternakan. Mereka memiliki keahlian dalam identifikasi potensi ancaman, analisis risiko, serta pengambilan keputusan yang cepat dan efektif dalam menghadapi masalah yang tak terduga.


Dalam situasi cuaca ekstrem atau ancaman terhadap tanaman dan ternak, personel militer dapat memberikan pemahaman mendalam tentang tindakan yang harus diambil untuk meminimalkan kerugian. Mereka juga dapat membantu dalam perencanaan keamanan dan manajemen logistik untuk menghindari kerugian besar akibat faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi. Kemampuan manajemen risiko yang dimiliki personel militer membantu menciptakan ketahanan yang lebih kuat dalam pertanian dan peternakan, terutama di daerah yang seringkali berhadapan dengan tantangan yang sulit. Dengan demikian, melibatkan militar dalam upaya pengembangan pertanian dan peternakan di daerah yang sulit dapat membawa manfaat yang signifikan dalam mengatasi risiko-risiko yang mungkin menghambat pertumbuhan sektor ini.


Lanud El Tari merasa terpanggil untuk berperan aktif dalam pembangunan ketahanan pangan di NTT. Mereka telah mengambil langkah konkret dengan membuka lahan seluas lebih dari 50 hektar yang awalnya adalah lahan kering berbatu. Lahan ini telah diubah menjadi lahan pertanian yang siap digunakan untuk pertanian jagung dan sorgum, serta untuk peternakan sapi. Jagung dan sorgum menjadi pilihan utama karena cocok dengan kondisi setempat yang memiliki curah hujan yang sangat rendah. Inisiatif ini juga telah mengatasi masalah populasi sapi di NTT yang sulit untuk naik dan kenaikan bobot sapi yang rendah akibat keterbatasan pakan.


Masalah populasi sapi di NTT yang sulit untuk naik dan kenaikan bobot sapi yang rendah akibat keterbatasan pakan, kini mendapat perhatian serius. Inisiatif ini memiliki dampak signifikan dalam konteks ketahanan pangan nasional. Indonesia saat ini masih harus mengimpor sekitar 1/3 dari kebutuhan daging sapi nasional, dan inovasi dalam hal ketersediaan pakan sapi bisa menjadi solusi nyata. Dengan teknologi pertanian presisi dan cerdas yang sudah diterapkan di lahan ini, menanam jagung dan sorgum tidak lagi harus menunggu musim hujan selain memberikan hasil panen jagung dan sorgum jua akan memberikan jaminan ketersediaan pakan sapi. 


Teknologi irigasi mikro dan teknologi sensor telah digunakan dan akan terus disempurnakan untuk mendukung pengelolaan lahan, memastikan kondisi optimal untuk pertumbuhan tanaman. Hasilnya, masyarakat sekarang dapat menyaksikan bahwa menanam jagung dan sorgum dapat dilakukan bahkan di puncak musim kemarau, menghasilkan panen yang sangat menjanjikan.


Inisiatif Lanud El Tari adalah contoh nyata dari kolaborasi yang berhasil antara TNI, pemerintah daerah, kampus, dan masyarakat dalam memajukan sektor pertanian dan peternakan di NTT. Langkah-langkah ini tidak hanya berpotensi mengatasi masalah ketahanan pangan lokal, tetapi juga berkontribusi signifikan pada ketahanan pangan nasional Indonesia, sambil memberikan inspirasi dan motivasi kepada masyarakat NTT untuk menjadi lebih sejahtera melalui peternakan yang produktif dan berkelanjutan. Semangat kolaborasi, inovasi, dan kemandirian ini adalah kunci dalam perjalanan panjang menuju Indonesia Maju, dengan keyakinan bahwa teknologi pertanian dan peternakan yang dapat menciptakan perubahan berasal dari tanah NTT itu sendiri.


Peran TNI (Tentara Nasional Indonesia) tidak hanya terbatas pada aspek perang, tetapi juga memiliki potensi besar untuk memajukan sektor pertanian dan peternakan serta menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui keterlibatan dalam dunia pertanian. Anggota TNI, dengan disiplin, dedikasi, dan kemampuan manajemen risiko yang tinggi, dapat menjadi agen perubahan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di Indonesia. Mereka bisa memberikan bantuan teknis dalam perencanaan, manajemen, dan mitigasi risiko di sektor pertanian, membantu petani mengatasi tantangan seperti cuaca ekstrem, dan memperkenalkan teknologi pertanian yang efisien. Selain itu, melalui partisipasi aktif dalam kegiatan pertanian dan peternakan, TNI dapat menjadi contoh nyata bagi masyarakat dalam mencintai dan menjaga tanah air, menggugah semangat kebangsaan, dan mendukung visi Indonesia Maju melalui sektor pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, kampus, dan masyarakat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ketahanan pangan dengan lebih kuat dan meraih kemajuan yang berkelanjutan.


Lanud El Tari telah berusaha keras untuk berperan bersama semua potensi bangsa di NTT untuk memajukan pertanian dan peternakan, tetapi perjalanan ini masih panjang. Dukungan dari semua pihak sangatlah dibutuhkan. Semuanya adalah untuk mewujudkan peran TNI dalam menjaga Indonesia menuju Indonesia Maju. Mari bersama-sama berkontribusi dan membangun ketahanan pangan yang kuat untuk masa depan yang lebih baik bagi negeri ini.


(Tim Liputan)