Manajemen PT Lembata Hira Sejahtera (BATARA) Yayasan Anton Enga Tifaona berkolaborasi dengan BRIN bersama Pemda Lembata |
Pantauan Media, Rapat audiens tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial, Markus Labi Waleng, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuak, Camat Wulandoni, Hadi Abdullah, Kepala Dinas KPH Kabupaten Lembata, Linus, dan beberapa jajaran Setda Lembata.
Selanjutnya, CEO PT Lembata Hira Sejahtera, Alexander Bala Tifaona bersama Konsultan Aspek Sosial ekonomi dan lingkungan, Dr. Maria Ratna Ningsih, Konsultan Pusat Masyarakat dan Budaya,Badan Riset dan Inovasi Nasional, Ibu Desmi bersama rekannya tengah melaporkan kegiatan sosialisasi program Menanam Malapari Panen Porang yang dilaksanakan pada hari Minggu 1 Oktober yang lalu di Aula Kantor Camat Wulandoni kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata.
Kesempatan itu, CEO PT Lembata Hira Sejahtera , Alexander Bala Tifaona, mengatakan bahwa, Program menanam Malapari Panen Porang lahir dari dua isu penting yang muncul saat ini baik di skala internasional (Dunia) maupun skala nasional (Indonesia ) diantaranya ; Perubahan iklim, dimana secara global saat ini lagi pusing bagaimana cara untuk menyelamatkan dunia dengan adanya perubahan iklim yang terjadi, sehingga hal ini pihaknya percaya bahwa salah satu cara menyelamatkan bumi yaitu menanam. Sementara isu yang kedua adalah semua kita tentunya mencari atomatif karena menambang minyak bumi.
Menurut Alex, dari fosil ini ternyata ditemukan dampaknya mengganggu udara sehingga pencairan energi alternatif saat ini lebih dikenal dengan energi Biotik, dari kedua isu ini kita menemukan barang malapari.
Maka itu, "kata Alex" kita mendorong program yang di sebut dengan Mama Papa, yang mana Malapari ini sudah cukup banyak riset Jurnal bahkan pada tahun sebelumnya 15 tahun yang lalu sudah kami sudah melakukan riset , dan malapari ini tanaman endemik hampir ditemukan di pantai seluruh Indonesia, sedangkan khusus di Kabupaten Lembata melalui Dinas kehutanan sudah menemukan kurang lebih 400 pohon, artinya potensinya sangat besar tanaman andemik di kabupaten Lembata.
Selain itu, Alex juga menjelaskan bahwa terkait dengan kegiatan penanaman malapari panen Porang ini sebelumnya sudah dilakukan diskusi dengan investor dari Belanda dengan penjabat Bupati sebelumnya (Marsianus Jawa) sehingga Riset yang dimaksudkan adalah belum pernah membuktikan apakah malapari bisa di tanam pada lahan selain di pantai, jadi mulai dari ketinggian 100 hingga 100 meter.
“Jadi salah satu cara untuk menyelamatkan isu perubahan iklim, ya tentunya menanam malapari. Kenapa malapari, karena malapari salah satu tanaman bio energi yang hasil riset mengatakan potensinya cukup bagus." Ungkap Alex.
"Sementara untuk di Kabupaten Lembata, tanaman malapari ini sudah ditemukan hampir di seluruh pesisir pantai." ujar Alex
Selanjutnya kesempatan yang sama, Konsultan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan Dr. Maria Ratnaningsih dari DAEMETER juga memaparkan bahwa, Program Menanam Malapari Panen Porang (Mama Papa) ini memiliki projects yang menyebar di Indonesia seperti Papua hingga Sumatera dapat dimanfaat, hal ini pihaknya dilibatkan untuk melihat kesesuaian lahan dalam program Mama Papa ini, awalnya dilihat berdasarkan peta indikatif di Lembata sudah dilihat secara langsung di lapangan pada tutupan lahan, kemudian kondisi tanah, untuk itu kami sudah memantau langsung di beberapa titik yakni, Desa Imulolong dan beberapa desa yang berada di sekitarnya.
Kemudian dikatakannya, Program ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat Lembata untuk bekerja lebih semangat dengan adat dan budaya gotong-royong turun-temurun pada Masyarakat Lembata.
"Progam ini juga tentunya menerapkan prinsip- prinsip ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan demi masa depan anak-cucu, seperti pesan orang tua, Mama Papa.” pungkasnya Maria
Hal ini di respon baik oleh Sekretaris Daerah kabupaten Lembata, Paskalis Ola Tapobali mengatakan bahwa secara kebijakan pemerintah sangat mendukung.
“Saya yakin pemerintah sangat mendukung karena ini dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat kita, karena selama ini masyarakat di berikan program dan menu- menu kegiatan yang menguras dana dan tenaga." Ungkap Paskalis
Paskalis juga menyebutkan bahwa, hulunya bagus tetapi hilirnya tidak ketemu. Ternyata hari ini PT BATARA dan Yayasan Anton Enga Tifaona sudah memberi jaminan bahwa kita menanam malapari tetapi untuk jangka pendek kita bisa panen porang.
"Untuk itu kepada Manajemen PT Batara dan Yayasan Anton Enga Tifaona dapat melengkapi dokumen dokumen yang menjadi data pendukung dalam kegiatan ini." Pungkas Sekretaris Daerah kabupaten Lembata
(Ahmad/ Red)