Foto: Wahidin Sara (Sekretaris Umum PC IMM Kota Kupang) |
Matalinenews- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi perkaderan dan pergerakan yang secara integral memiliki arah dan tujuan yang sejalan dengan Muhammadiyah dengan semangat tajdid (pembaharuan). Pada dasarnya IMM harus bertumpu pada ketuju ideologi ikatan yang ada,kemudian menjadi nilai,prinsip dan cita cita yang harus di jalankan sehingga mampu menunjang kaderisasi dan pergerakan.
Sejalan dengan perintah agama bahwa menuntut ilmu adalah pondasi untama dalam membangun dan mengembangkan peradaban, hal ini harus dicanangkan dalam internal IMM melalui basis kajian keilmuan untuk menyapa dan melihat realitas guna mereapon isu sosial dan politik melalui masifnya perkembangan teknology, kemudian dengan masifnya perkembagan teknology yang ada permasalahan sosial dan politk tidak lagi menjadi hal yang hadir dalam realitas dan empirik, maka dari itu IMM harus memeliki sebuah wadah metodelogi dan operasional yang jelas dalam menyikapi permasalahan sosial,politik dan ekonomi yang ada, disisi ini "Carles darwin mengatakan bahwa spesies yang mampu bertahan bukanlah spesies yang paling cerdas ataupun yang paling kuat tetapi spesies yang paling mampu melakukan proses adaptasi terhadap perubahan ketika kita konteks kan kedalam organisasi maka organisasi yang paling mampu merespon isu di tengah situasi yang ada bukanlah organisasi yang paling kuat bukanlah organisasi yang bermodalkan kecerdasan, tapi organisasi yang mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada maka situasi yang ada ini IMM harus meningkatkan basis kajian keilmuan yang kuat.
Melihat realitas hari ini IMM mengalami ketidak seirigan dengan gerakan dan perkaderan yang sudah telalu jauh tanpa mempertimbangkan aspek kaderisasi, hal ini berimbas dari sikap tidak konsisten terhadap konsep yang dirumuskan dan memudarnya tradisi keilmuan yang berbasis realitas dan empirik budaya literasi yang tdk dimasihkan menjadi penghambat dalam membawa tatanan keilmuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dekat dengan realitas.
Paradigma gerkan sosial IMM
Paradigma sosial IMM merupakan upaya untuk membentuk karakter hingga kesadaran gerakan sosial yang berangkat dari tafsiran nilai-nilai ideologi, internal IMM saat ini memerlukan pergeseran kesadaran, Dalam artian, kedudukan ideologi perlu ditafsirkan hingga sampai pada tataran kesadaran dalam gerakan sosial.
Seperti apa yang di jelaskan dalam buku "Manifesto Gerakan, Intelektual Profetik" yang di tulis oleh ayahanda Abdul Halim Sani menerangkan bahwa kesadaran intelektual profetik harus memiliki kesadaran akan diri, alam, dan Tuhan dengan menisbatkan semua potensi yang dimiliki sebagai pengabdian untuk kemanusiaan dan dijiwai dalam segala dimensi kehidupan sebagai upaya beribadah kepada Allah SWT.
Gerakan dan Kaderisasi
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pertama sebagai organisasi perkaderan, dan kedua sebagai organisasi pergerakan. Jika berangkat dari tujuan IMM, “mengusahakan terbentuknya akdemisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka tercapainya tujuan Muhammadiyah”, bisa dartikan bahwa IMM dalam hal ini memiliki peran ganda dengan keberadaannya.
Pertama, ialah membentuk akademisi islam, dimaknai sebagai aspek kaderisasi internal IMM.
Kedua, ialah tercapainya tujuan Muhammadiyah, dimaknai sebagai gerakan sosial kemasyarakatan.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu membawa gerakannya sampai pada tahap keselarasan antara gerakan dan kaderisasi. Berbicara perihal gerakan dan kaderisasi, adalah sekurang-kurangnya kita berbicara soal aspek konseptual-operasional yang sejalan. Dalam upaya mencari keselarasan jalannya kadarisasi dan gerakan, diperlukannya langkah alternative yang kemudian mampu menunjang keduanya untuk bergerak beririgan dan sejalan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah akhir akhir ini kurang memperhatikan keselarasan antara keduanya. Padahal jika kembali memaknai tujuan IMM adalah keselarasan gerakan dan kaderisasi.
Dengan hal ini jalannya kepemimpian berbasis creative minority adalah orang-orang yang sungguh-sungguh memiliki idealisme, jiwa kepemimpinan sejati, dan kemampuan. (Jhoseph robert daniel) ini lebih utamanya pada setiap level pimpinan cabang.
Kemudian ada beberapa fungsi yang ada dalam basis creative minority
- intelektual
- kaderisasi
- gerakan
Pertama, fungsi intelektual adalah fungsi dimana crative minority memiliki peran utuh dalam internalisasi kapasitas keilmuan kader.
Kedua, fungsi kaderisai adalah kedudukan creative minority sebagai perkaderan pendukung yang tidak lepas dari prinsip-prinsip prosedural kaderisasi.
Ketiga, fungsi gerakan adalah fungsi dimana creative minority tidak berhenti pada hal yang sifatnya ide-ide, namun lebih dari itu secara praktek gerakan yang mampu membentuk dan menentukan agenda-agenda taktis dalam gerakan.
Penulis : Wahidin Sara (Sekretaris Umum Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Kupang.