Notification

×

Ramadhan Sebagai Bulan Kesadaran Sosial

Rabu, 27 Maret 2024 | Maret 27, 2024 WIB

syamsul_thaib
Foto: Syamsul Taib

Lembata-
Tidak sedikit yang mengartikan bulan ramadhan sebagai bulan yang penuh barokah dan magfirah. Bulan yang didalamnya terdapat kemuliaan dan kebaikan bagi yang mengamalkannya dengan penuh keimanan. Dengan keimanan seseorang akan melatih dirinya untuk meninggalkan apa yang menjadi larangan untuknya dan apa yang harus ditaati sesuai perintah Allah SWT (Muttaqin). 


Namun akan lebih berarti jika Bulan Ramadhan tidak sekedar dipandang sekedar Ritual (menahan haus dan lapar) melainkan mendidik manusia menjadi pribadi yang Soleh dan Solehah. Baik kesalehan personal maupun Kesalehan sosial. Kesalehan personal tidak akan terwujud jika tidak diimbangi dengan kesalehan sosial. Sebagaimana yang terkandung di Dalam Qs. Al-ma'un (celakalah orang yang shalat. yaitu orang yang tidak memberi makan fakir miskin). 


Akhir-akhir ini banyak kita temukan manusia di dunia Maya berlomba-lomba memamerkan ibadah personalnya di depan layar gadget, mulai dari berbuka (iftar) hingga sahur, ada yang memamerkan makanan, foto Selfi dalam saf shalat berjamaah hingga tadarus al-quran. Fenomena ini memberi isyarat bahwa tidak sedikit diantara kita yang sekedar menjadikan ramadhan hanya untuk kesalehan personal.


Lalu apa pentingnya kita merasakan haus dan lapar dalam ibadah puasa? 


Bisakah kita membayangkan diwaktu yang bersamaan, ada saudara-saudara kita yang kesulitan makanan menjelang berbuka atau untuk sekedar makan sahur. Banyak anak - anak yatim yang terlantar dijalan-jalan yang membutuhkan sentuhan pendidikan. Bahkan masih banyak keluarga kita dibelahan bumi lain yang mungkin tertimpa musibah karena kekeringan dan kelaparan, tetangga kita yang membutuhkan uluran tangan karena kehabisan persediaan makanan.


Bulan Ramadhan ini akan lebih berfaedah jika dijadikan spirit untuk melakukan taubat sosial dengan merasakan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang lagi membutuhkan. Sebab esensi dari puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus tapi bagimana merasakan penderitaan saudara kita yang mengalami kesusahan.


Saatnya kita mendidik pribadi kita untuk lebih berempati kepada orang-orang yang membutuhkan. Melatih pribadi kita untuk lebih peka melihat apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang mengalami penderitaan. Ramadhan harus menjadi bulan menumbuhkan rasa kemanusiaan Atar sesama. Sudah saatnya kita membangun kesalehan sosial ini agar berdampak maslahat untuk  kesempurnaan kesalehan personal kita di  dalam ibadah kepada Allah SWT.


Penulis : Syamsul Taib